Mohammad Hatta dan Demokrasi Kita, Percaya Bahwa Kebaikan Bersama Masyarakat akan Terwujud

- 3 Desember 2020, 10:43 WIB
Mohammad Hatta dan putrinya, tangkap layar Youtube.
Mohammad Hatta dan putrinya, tangkap layar Youtube. /Helmy Yahya Bicara

Mulai dari Sjahrir, Amir Sjarifuddin, hingga Hatta sendiri. Selain itu, Hatta dikenal sebagai sosok negarawan yang baik.

Pada tahun 1956, dia mundur dari jabatan Wakil Presiden setelah ia emban selama dua periode dari tahun 1945.

Hatta dalam buku yang merupakan kumpulan esainya Demokrasi Kita: Pikiran-pikiran Tentang Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat menyatakan bahwa sendi terbaik untuk membangun bangsa Indonesia adalah kedaulatan yang benar-benar ada di tangan rakyat.

Jika semua orang di Indonesia sudah paham akan hal ini, maka ia percaya gerakan-gerakan yang bersifat kedaerahan akan tiada. “Itulah tugas kita (kaum intelektual, -red)” (hal. 9) katanya.

Baca Juga: Konflik Inggris dan Belanda yang Terlupakan, Buah Pala, Harta Karun Antara Run dan Manhattan

Bagaimana caranya agar gagasan kedaulatan rakyat ini bisa sampai ke seluruh pelosok negeri.

Hatta pun percaya bahwa kebaikan bersama masyarakat akan terwujud bila cita-cita yang diyakini dibenturkan dengan realitas yang terjadi di masyarakat.

Itulah yang menjadi pegangan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bersama. Das sollen dan das sein tersebut harus selalu dibenturkan.

Satu hal yang menarik dari Hatta, setelah masa jabatan Wakil Presiden-nya berakhir, ia semakin rajin mengkritik pemerintahan Soekarno yang dinilainya otoriter. Apalagi setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.***

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Buku Mohammad Hatta


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini