USTADZ ABDUL SOMAD Sebut Ummat Islam di Singapura Lemah : Ini Masalah Politik!

- 18 Mei 2022, 23:05 WIB
Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad. /Antara foto/

 

JENDELA CIANJUR - USTADZ ABDUL SOMAD (UAS) menilai penolakan Singapura atas kunjungannya ke negara tersebut terkait politik.

Hal itu diungkapkan penceramah kondang ini saat ditanya Jurnalis Senior Karni Ilyas pada kanal YouTube Karni Ilyas Club, Rabu, 18 Mei 2022.

"Ini masalah politik. Masalah kekuatan-kekuatan ummat islam Saja. Kalau di suatu negeri ummat Islam kuat, saya bisa masuk, bisa mengajar, bisa tausiah, bisa ceramah," katanya.

"Tapi di Singapura, ummat Islamnya lemah," tandasnya.

Kemudian Karni Ilyas menyinggung penolakan serupa sempat dilakukan sejumlah negara lain seperti di Timor Leste, Hong Kong, dan Swiss.

"Di Timor Leste, orang Imigrasinya mengatakan kepada saya satu jam sebelum pesawat landing mereka mendapat fax dari Jakarta bahwa saya teroris," katanya.

"Sampai hari ini BNPT tak pernah mengeluarkan selebaran bahwa UAS adalah teroris. Saya belum pernah ditangkap," jelasnya.

UAS pun memberikan klarifikasi soal penolakannya di Swiss.

Baca Juga: Jefri Nichol Mengaku Bahagia Ciuman Sama Wulan Guritno, Tegaskan Dirinya Lurus

"Di Swiss saya minta penjelasan, mereka perlihatan lembaran fax gambar saya diusir dari Amsterdam. Padahal itu (ke Swiss) kunjungan saya pertama (ke Eropa)," katanya.

Menurutnya, penolakan tersebut terkait adanya pesan dari tanah air.

"Mereka tidak kenal Abdul Somad. Mereka dapat kiriman. Mereka dapat pesan bahwa orang yang mau masuk ini pernah diusir dari Amsterdam. Padahal saya belum pernah masuk Amsterdam," katanya.

"Jadi sumbernya dari dalam negeri?," tanya Karni Ilyas.

"Lalu bagaimana orang Amsterdam atau Hong Kong itu kenal dengan saya. Saya bukan Zakir Naik yang ceramahnya bahasa Inggris. Saya menggunakan bahasa kampung, bahasa Indonesia," jawab UAS.

Sebelumnya UAS memberikan klarifikasi tuduhan Pemerintah Singapura bahwa dirinya mengajarkan paham esktrimisme dan segragasi.

Hal itu ia ungkapkan kembali UAS pada kanal YouTube Karni Ilyas Club, Rabu, 18 Mei 2022.

UAS kembali menegaskan dirinya datang ke Singapura sebagai wisatawan bersama istri, anak dan keluarga, bukan untuk berceramah.

UAS pun menyoroti tiga soal yang menjadi perhatian Singapura hingga menudingnya sebagai penyebar paham ekstrimisme dan segragasi.

"Soal gerakan mati syahid, itu sebenarnya sudah diklarifikasi enam tahun lalu. Dan berlaku di Palestina," katanya.

"Dan saya hanya mengutip fatwa ulama, bukan fatwa Abdul Somad," jelasnya.

Baca Juga: Nama Pengacara Johnny Depp, Camille Vasquez Melambung di Tengah Tuntutan ke Amber Heard, Siapa Dia?

Terkait di patung ada jin, UAS pun menyatakan hal itu pun berdasarkan hadist Nabi.

Kemudian terkait penyebutan kafir, UAS menegaskan hal itu merupakan bagian dari ajaran Islam.

"Orang yang mengingkari kedatangan Nabi Muhammad SAW itu disebut kafir. Kafir itu artinya ingkar," jelasnya.

"Jadi penjelasan itu, dijelaskan di dalam masjid kepada kaum muslimin. Itu sudah clear, sudah dijelaskan bertahun-tahun lalu," katanya.

Adapun soal tudingan ekstrimis dan segragasi, ia menilai sangat tidak beralasan. Mengingat UAS saat ini dipercaya oleh sejumlah universitas di Brunei Darusallam dan Malaysia.

"Saya ajar sebagai visiting profesor di University Islam Sultan syarif Ali Brunei Darusallam hingga dapat doktor HC University antar bangsa selangor Malaysia," ungkapnya.

"Kenapa beda peniaian antara negara-negara ASEAN," katanya.

"Itu kira-kira penjelasan berbagai tudingan. Kita sebagai seorang intelektual muslim hanya menjelaskan saja. Metode yang kita pakai penjelasan klarifikasi. Demikian Pak Karni. Wallahu a'lam," tandasnya.***

Editor: Gugum Budiman


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x