Soal Isu Kemunculan PKI, Pesan Putra DN Aidit ke KAMI: Kalau Mau Nyapres Ikut Pemilu 2024 Saja

- 30 September 2020, 12:03 WIB
POTRET Ilham Aidit.
POTRET Ilham Aidit. /Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club/

PR CIANJUR - Publik ramai membicarakan isu terkait kemunculan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Tanah Air.

Putra dari mendiang tokoh PKI DN Aidit, Ilham Aidit memberikan tanggapannya.

Dipaparkan Ilham saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa malam, 29 September 2020 kemarin.

Baca Juga: Terkait Video Oknum ASN Karaoke di Kantor Kelurahan, Camat Bandung Kulon: Ini di Luar Jam Kerja

Awalnya Ilham menegaskan, jika dilihat dari tragedi pada 1965 silam dirinya menilai tidak ada potensi untuk PKI kembali muncul di Indonesia.

"Saya pikir enggak mungkin ada sebuah Partai Komunis bisa hadir, saya enggak bisa bayangkan, kalau partai itu dideklarasi saja hari pertama langsung dikepruk, orang yang mendaftar pun mungkin enggak ada, jadi enggak ada logika bahwa Partai Komunis di Indonesia itu bisa kembali hidup," ungkapnya sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com.

Ilham pun menanggapi pernyataan dari Sekretaris Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan yang menilai ideologi Partai Komunis tak akan pernah padam di Indonesia.

Baca Juga: Meningkatnya Kasus Covid-19 di Tasikmalaya, Pemkot Berlakukan Jam Malam Bagi Warga

"Kalimat saya sebetulnya sederhana untuk kawan KAMI. Kalau mau nyapres, nyawapres yaudah ikutan pemilu aja entar 2024, enggak usah koar-koar macem-macem, kalau perlu bikin partai aja jelas jalur konsitusional, tapi enggak usah ngangkat lagi soal isu PKI untuk jualan acara 2024 nanti. Apapun pembelaannya saya pikir agendanya jelas itu untuk 2024," tutur Ilham.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "Pesan Putra DN Aidit ke KAMI: Tak Usah Angkat Isu PKI, Saya Pikir Jelas Agendanya untuk 2024".

Ilham kemudian menjelaskan bahwa persitiwa Gerakan 30 September (G30S) Partai Komunisme Indonesia (PKI) terdapat berbagai macam versi.

Baca Juga: Sampai Dengan 30 September 2020 Update Virus Corona Dunia Sudah Sentuh Angka 34 Juta Kasus Positif

"Saya ingin menyampaikan bagaimana sih sebaiknya kita melihat peristiwa G30S PKI. Selalu orang melihat dari sisi hari-h, sisi terbunuhnya para jenderal. Sejarawan sebut ada 4 sampai 6 versi, orang selalu tertarik pada peristiwa itu," jelasnya.

Menurutnya, persitiwa G30S PKI terus menimbulkan perdebatan hingga saat ini. Bahkan Ilham menyebut masih banyak spekulasi terkait dalang dari tragedi kelam tersebut.

"Peristiwa itu masih kontroversial, siapa dalangya, bagaimana keterlibatan Amerika, ada yang menyebutnya bahwa Aidit adalah dalang tunggal, ada yang menyebut Suharto lah sebetulnya mengambil banyak keuntungan tentu dia melakukan itu semua, bahkan ada yang menyebutnya Soekarno, ada begitu banyak versi, kontroversial," imbuhnya.

Baca Juga: Mengeluh Soal Pendapatan yang Turun, Ini Jawaban Jokowi Kepada Pelaku UKM

Lebih lanjut, Ilham mengatakan terdapat lima peristiwa yang terjadi setelah tragedi G30S PKI.

"Yang tidak kontroversialnya itu apah, adalah peristiwa yang mengikutinya, dampak dari peristiwa itu tidak kontroversial. Dampak dari peristiwa itu ada 5 fragmen kalau beberapa orang bilang," jelas Ilham.

Ilham menuturkan, peristiwa setelah G30S PKI yang terjadi yakni adanya penjarahan serta dipenjaranya puluhan ribu orang serta pembunuhan pada sekian ratus ribu orang.

Lalu terdapat peraturan diskriminatif dari Menteri Dalam Negeri Tahun 1981 terhadap orang-orang yang dianggap terlibat langsung maupun tidak langsung, dan berlaku selama puluhan tahun.

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Angkot Dilengkapi AC Akan Beroperasi di Kota Depok

Tak hanya itu, Ilham juga mengungkapkan bahwa ada sekitar 11.600 orang yang dibuang ke Pulau Buru, Maluku selama belasan tahun, dan dibebaskan setelah dinyatakan tidak terlibat tragedi G30S PKI.

Kemudian yang terakhir, terdapat para exile yang pada tragedi G30S PKI sedang berada di luar negeri untuk belajar menjadi delegasi tidak bisa kembali ke Tanah Air.

Maka dari itu dirinya kembali menegaskan bahwa terdapat lima peristiwa yang terjadi setelah G30S PKI, namun tidak pernah dicatat dalam buku-buku sejarah.

Baca Juga: Riset Global Nyatakan Risiko Covid-19 Pada Obesitas, Begini Penjelasannya

"Jadi saya bisa katakan bahwa ada lima fragmen yang cukup dahsyat dan juga menjadi peristiwa kelam bangsa Indonesia yang tidak pernah dicatatkan dalam sejarah. Yang tercatat dalam sejarah hanya hari-h," tegasnya.

Hal tersebut membuat generasi saat ini hanya mengetahui tragedi G30S PKI yang menurutnya masih kontroversial.

"Sehingga generasi muda tidak pernah belajar bahwa ada peristiwa kelam, bukan hanya pada hari-h tapi dari dampak dari perstiwa itu," pungkas Ilham.***(Sarah Nurul Fatia/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah