Tenaga Medis yang Tangani Pasien Covid-19 di Surabaya Malah Dilempari Kotoran Manusia oleh Warga

- 3 Oktober 2020, 12:52 WIB
Tenaga medis dari Puskesmas Sememi di Surabaya dapat perlakuan tidak menyenangkan yaitu dilempari kotoran manusia saat tracing Covid-19
Tenaga medis dari Puskesmas Sememi di Surabaya dapat perlakuan tidak menyenangkan yaitu dilempari kotoran manusia saat tracing Covid-19 /Instagram.com/@info_surabaya

PR CIANJUR - Sebuah kabar viral mengenai perlakukan tidak mengenakan yang dialami oleh tenaga medis dari Puskesmas Sememi di Surabaya, Jawa Timur.

Ketika tenaga medis tersebut sedang melakukan tracing Covid-19 kepada para warga, para petugas medis yang menggunakan baju hazmat putih ini mengalami penolakan dengan cara yang tidak mengenakkan.

Mereka mendatangi warga untuk melakukan pendataan, ada warga yang tidak setuju kemudian para tenaga medis tersebu dilempari kotoran manusia.

Baca Juga: Usai Dipindahkan ke Rumah Sakit Militer, Donald Trump Alami Kesulitan Bernafas

Informasi ini dibagikan pertama kali oleh akun Instagram @Info_surabaya pada Jumat, 2 Oktober 2020 kemarin.

Kisah menyedihkan ini dialami oleh tim tracing Covid-19 dari Puskesmas Sememi di Kota Surabaya, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Tangani Pasien Covid-19 di Surabaya, Tenaga Medis ini Malah Dilempari Kotoran Manusia oleh Warga".

Saat sedang mengunjungi Rusun Bandarejo Surabaya pada Selasa, 29 September 2020 sore hari kemarin, empat orang tenaga medis sedang melakukan pendataan pasien pandemi Covid-19 yang ada di daerah tersebut.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Negara akan Ambil Langkah Tegas, Din Syamsuddin: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut

Namun mereka malah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari para warga yang tidak setuju dengan aktivitas tenaga medis.

"Akibatnya, tiga dari empat orang dilumuri kotoran manusia.

"Sedangkan satu orang petugas berhasil lolos dari peristiwa tersebut," jelas akun Instagram @Info_surabaya pada unggahannya.

Kejadian ini sudah dikonfirmasi langsung oleh Kepala Puskesmas Sememi dr. Lolita Riamawati.

Baca Juga: Oknum Petugas Lapas Tangerang Diduga Fasilitasi Pelarian Cai Changpan Dengan Imbalan Rp100 Ribu

Ia menceritakan kronologis peristiwa kurang menyenangkan yang dialami oleh para karyawannya.

"Tanggal 23 September 2020, tim Satgas Covid-19 Kecamatan Benowo bersama Puskesmas Sememi melaksanakan swab test massal di Rusun Bandarejo.

"Tanggal 28 September, keluarlah hasil swab test tersebut yang menyatakan bahwa ada pasien yang positif Covid-19 di Rusun Bandarejo,” ujar dr. Lolita.

Dari hasil tersebut, kemudian tim tenaga medis memutuskan untuk bergerak serta melakukan edukasi dan evakuasi pasien ke RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.

Namun nyatanya saat berada di lokasi, tim tracing Puskesmas Sememi mendapat penolakan yang cukup keras. Sehingga petugas menunda evakuasi untuk kembali dilanjutkan keesokan harinya.

Baca Juga: Terkait Cleaning Service Saksi Kebakaran Kejagung Diduka Miliki Saldo Rp100 Juta, Ini Kata Polisi

Kejadian tersebut terus berlangsung hingga akhirnya pada tanggal 29 September 2020, petugas tenaga medis yang kembali datang untuk melakukan tracing dan pemberian edukasi soal Covid-19 malah dilempari kotoran manusia.

Sejak unggahan ini dibuat, sebanyak 3.461 netizen sudah menyukai postingan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Tenaga Kesehatan Dilumuri Kotoran Manusia / Bagian 1 . . Perjuangan tenaga medis untuk memutus mata rantai COVID-19, khususnya di Kota Surabaya bukanlah perkara mudah. Banyak penolakan maupun pertentangan dari masyarakat saat kami melaksanakan tugas kemanusiaan di lapangan. Seperti yang dialami oleh tim tracing @puskesmassememi Surabaya yang mendapatkan perlakuan tak menyenangkan yakni dilumuri kotoran manusia saat melaksanakan tugas evakuasi pasien COVID-19 di Rusun Bandarejo Surabaya, hari Selasa sore (29/09/2020) lalu. Akibatnya, tiga dari empat orang dilumuri kotoran manusia sedangkan satu orang petugas berhasil lolos dari peristiwa tersebut. Kepala Puskesmas Sememi dr. Lolita Riamawati membenarkan kejadian tersebut. Kepada @sehatsurabayaku, ia menceritakan kronologis kejadian yang menimpa karyawannya. “Tanggal 23 September 2020, tim Satgas COVID-19 Kecamatan Benowo bersama Puskesmas Sememi melaksanakan swab test massal di Rusun Bandarejo. Tanggal 28 September, keluarlah hasil swab test tersebut yang menyatakan bahwa ada pasien yang positif COVID-19 di Rusun Bandarejo,” ujar dr. Lolita. Dari hasil inilah, lanjutnya, di hari yang sama, tim tracing langsung bergerak untuk melakukan edukasi dan evakuasi pasien ke RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dan keluarga pasien dilakukan swab test ulang di Puskesmas Sememi. Terlebih pasien juga memiliki komorbid, yakni riwayat stroke dan hipertensi. Namun nyatanya saat berada di lokasi, tim tracing Puskesmas Sememi mendapat penolakan yang cukup keras. Sehingga petugas menunda evakuasi untuk kembali dilanjutkan keesokan harinya. Keesokan harinya, (29/09/2020) petugas kembali datang bersama tim Satgas Kecamatan yang terdiri dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polisi PP juga pihak Kecamatan Benowo untuk kembali melakukan evakuasi di Rusun tersebut. (BERSAMBUNG) Cc : @jokowi @kemenkes_ri @dinkesjatim @surabaya @satpolppsurabaya @bpblinmas.surabaya

A post shared by Event Surabaya & Kulinersby (@info_surabaya) on

 

Banyak juga diantara mereka berkomentar dan menyanyangka bagaimana perbuatan masyarakat terhadap tim medis tersebut.

"Bukannya ada cara yang manusiawi untuk melakukan penolakan.Mereka juga kerja karena ada perintah dari atasan.

"Ya masa tega ke sesama pejuan pencari nafkah ga tega liat bapaknya kaya gitu, smh," jelas akun instagram @alainjeh.

Baca Juga: Seorang Ayah di Palembang Tega Gantung dan Rekam Anak Kandungnya Untuk Dapat Perhatian Sang Istri

Netizen lainnya ada yang heran bagaimana bisa serangan kotoran manusia itu sudah dipersiapkan sedemikian rupa.

"Sumpah aku ngakak bacanya. Kok bisa ya.

"Mungkin orang-orang sudah sepakat kalau nanti habis buang air besar (BAB) nanti ditaro di kantong plastik semuanya," jelas akun Instagram lainnya.***(Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini