Kemudian, kedua pendaki itu menjelaskan tujuan mereka melakukan sesi pemotretan tanpa busana.
"Jadi, dapat mengubah sudut pandang masyarakat atau orang-orang di sekitar. Jadi nudism yang dimaksud di sini itu menyuarakan atau protes atau advokasi melalui tubuh yang biasanya disuarakan untuk hak-hak individu atau mungkin perjuangan gender, seperti itu," jelasnya.
Kini kedua pelaku telah mengakui kesalahan mereka lewat video klarifikasi yang diunggah di Instagram.
"Dan kami juga mengakui kesalahan atas ketidakcermatan dalam menempatkan dokumen riset dalam sosial media kami, khususnya Instagram ya. Yang mungkin bisa disalahgunakan dan diinterpretasi ulang fotonya," ungkapnya.
Baca Juga: Mensesneg Beri Penjelasan Soal Halaman Draft UU Cipta Kerja yang Berubah-ubah
"Jadi dapat berbeda konteksnya dari yang kita maksud. Dan di sini kami belajar dari kesalahan, sehingga mungkin ke depannya kita dapat lebih baik dan memilah apa yang harus kita posting serta lebih bijak dalam memosting sesuatu yang mungkin akan menjadi tidak baik nantinya," ujarnya.
Lihat postingan ini di Instagram
"Sekali lagi kami memohon maaf untuk teman-teman dan masyarakat Jawa Barat juga teman-teman pendaki. Semoga permintaan maaf dan penjelasan kami di sini dapat diterima dengan baik. Terima kasih banyak,” tutupnya.***(Christhoper Natanael Raja/JakbarNews.com)
Artikel Rekomendasi