"Selama kita WNI, kita menanggung itu, dan bayi, kalau bayi lahir baru-baru ini, ia langsung punya utang sebesar itu, dibebankan oleh pemerintah, namanya warisan utang," ucapnya.
Lalu dirinya menjelaskan pernyataan Sri Mulyani tentang utang yang telah menjadi trend global yang menyebutkan bahwa bukan hanya Indonesia saja yang mempunyai utang seperti ini.
"Permasalahannya utang itu sudah meningkat jauh sebelum ada pandemi dan ini yang kemudian narasinya utang untuk pemulihan ekonomi," ucapnya.
Baca Juga: Kekayaan Jack Ma Malah Melesat Capai Rp21.900 Triliun di Masa Pandemi, Ternyata Ini Sebabnya
Padahal menurutnya, kalo dibagi antara utang dengan belanja pemerintah, akan terlihat sebenarnya belanja pemerintah lebih dominan dari belanja birokrasi, yaitu belanja pegawai dan belanja barang.
Jika ditotal kata Bhima, belanja pegawai dan barang itu lebih dari 30 sampai 40 persen, sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel "Mengerikan! Ekonom Indef Sebut Bayi yang Baru Lahir di Indonesia Sudah Berutang Rp20,5 Juta".
Lalu dirinya menjelaskan pernyataan Sri Mulyani tentang utang yang telah menjadi trend global yang menyebutkan bahwa bukan hanya Indonesia saja yang mempunyai utang seperti ini.
Baca Juga: Stefan Bradl Bandingkan Alex Marquez dengan Jorge Lorenzo: Alex Sangat Memahami Motornya
"Permasalahannya utang itu sudah meningkat jauh sebelum ada pandemi dan ini yang kemudian narasinya utang untuk pemulihan ekonomi," ucapnya.
Padahal menurutnya, kalo dibagi antara utang dengan belanja pemerintah, akan terlihat sebenarnya belanja pemerintah lebih dominan dari belanja birokrasi, yaitu belanja pegawai dan belanja barang.
Artikel Rekomendasi