Apa Itu Cacar Monyet atau Monkeypox yang Dikabarkan Menjangkiti Warga Jateng? Waspadai Gejalanya Berikut Ini

4 Agustus 2022, 08:42 WIB
Ilustrasi cacar monyet. Apa Itu Cacar Monyet atau Monkeypox yang Dikabarkan Menjangkiti Warga Jateng? Waspadai Gejalanya Berikut Ini. /Pixabay/Alexandra_Koch/


JENDELA CIANJUR - Dinkes Provinsi Jawa Tengah menyebut jika ada seorang warga yang kini berstatus sebagai pasien suspek cacar monyet atau monkeypox.

Saat ini pasien tersebut tengah menjalani perawatan dengan cara di isolasi di salah satu rumah sakit yang ada di Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan jika pasien tersebut kondisinya masih akan dipantau.

"Kita masih pantau terus sampai hari ini. Kemarin ada yang bercirikan seperti itu, tapi masih didalami,” kata Ganjar mengutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Kamis 4 Agustus 2022.

Baca Juga: WASPADA! Monkeypox atau Cacar Monyet Sudah Mendekati Indonesia, Australia Sudah Laporkan Temuan Kasusnya

Ganjar menegaskan, pasien tersebut statusnya bergejala namun belum dapat dipastikan positif cacar monyet.

“Kita belum berani menentukan apakah itu monkeypox atau bukan, tapi kita lagi pantau,” ujarnya.

Lantas, apa sebenarnya cacar monyet itu? Bagaimana cara penularannya dan pengobatannya? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Kasus Suspek Cacar Monyet Ditemukan di Jateng, Ganjar Minta Masyarakat Jangan Panik

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.

Baca Juga: Ini Penyebab Cacar Monyet Menginfeksi Seseorang Meski Tak Pernah Berkunjung ke Wilayah Endemik

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti
: Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus.

Melansir dari Jama Network, virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: Bikin Netizen Terpesona, Begini Penampilan Wendy Red Velvet di Festival di London

Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita.

Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet.

Baca Juga: Deretan Pemain Film Pengabdi Setan 2 : Communion, Joko Anwar Pintar Racik Pemain

Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet

Melansir dari CDC, pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan.

Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Baca Juga: Terbukti Rampok Uang Negara PT ASABRI, Presdir PT Rimo Teddy Tjokrosapoetro Divonis 12 Tahun Penjara

Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

1. Sakit kepala

2. Demam akut >38,5 C

3. Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)

4 Nyeri otot/Myalgia

5. Sakit punggung

6. Asthenia (kelemahan tubuh)

7. Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Baca Juga: Bacaan Dzikir Pagi dengan Tulisan Arab dan Latin, Amalan Ini Perintah Allah SWT?

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi :

1. Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

2. Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

4. Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.

5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi

6. Memasak daging dengan benar dan matang.

Baca Juga: BHARADA E Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J, Ahli Hukum Buka Kemungkinan Adanya Aktor Utama

Walaupun penyakit cacar monyet ini dilaporkan belun menjangkiti warga Indonesia, namun kita tetap perlu waspada dan berhati-hati.

Jika mendapati gejala dan tanda seperti yang ada di atas diharapkan untuk dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat segera tertangani.***

Editor: R Wisnu Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler