Ahli Ungkap Alasan Pasien Covid-19 Bisa Mengalami Pembekuan Darah

- 14 Februari 2021, 21:53 WIB
Ilustrasi darah.
Ilustrasi darah. /Qimono/Pixabay

PR CIANJUR – Dalam beberapa kasus Covid-19, pasien sering mengalami pembekuan darah.

Seperti dilansir Pikiranrakyat.com-cianjur dari Antara, pembekuan darah ini disebabkan karena adanya reaksi imun saat antibodi melawan virus SARS-CoV-2.

Pengobatan pada pasien yang mengalami kondisi seperti ini bisa melalui pemberian pengencer darah secara sesuai prosedur dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Semua Kemungkinan Masih Terbuka Mengenai Asal-usul Virus Corona, WHO Terus Lakukan Penyelidikan

Artinya, untuk pengobatan kasus ini tidak bisa sembarangan misalnya dengan memberikan air minum yang banyak pada pasien.

Vito A Damai yang berprofesi sebagai dokter spesialis kardiovaskuler pernah mengatakan bahwa pasien bisa diberikan antikoagulan yang bekerja melarutkan bekuan darah berbahaya yang akibat peradangan infeksi pada pasien Covid-19.

Saat antikoagulan diberikan harus disertai perhitungan risiko terjadinya pengenceran darah yang juga mengikuti pengentalan darah.

Baca Juga: Jokowi Minta Rakyat Aktif Mengkritik Pemerintah, DPR: Kritik yang Objektif dan Jujur Jadi Masukan Vital

Ada dua jenis antikoagulan yang biasanya diberikan pada pasien Covid-19, yaitu  Low Molecular Weight Heparin dan Unfractionated Heparin.

Pada tubuh pasien yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami inflamasi virus SARS-CoV-2 dan dapat menyebabkan koagulopati atau gangguan pembekuan darah.

Koagulopati sendiri adalah istilah medis untuk gangguan pembekuan darah, proses pembekuan darah ini menjadi buruk sehingga terjadilah aktivitas yang berlebih.

Baca Juga: Direncakan akan Gaet Raffi Ahmad dan Agnes Monica Maju di Pilkada DKI Jakarta 2024, PKB Beberkan Alasannya

Apabila darah menggupal dan terjadi thrombosis pada pembuluh vena yang mengalir ke jantung.

Penggumpalan darah ini bisa menyumbat pembuluh darah jantung yang seharusnya mengalirkan darah ke paru-paru, maka akibatnya aliran dari jantung kanan ke paru-pari bisa berkurang atau bahkan tidak ada.

Roberts Brodsky, dokter spesialis pengobatan paru mengungkapkan selain paru-paru pembekuan darah yang berkaitan dengan Covid-19 bisa membahayakan sistem saraf.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Usai Manchester City Sukses Pecundangi Tottenham Hotspur 3-0

Penggumpalan darah di ateri yang menuju ke otak bisa menyebabkan penyakit stroke, akibat adanya pembekuan darah yang tidak normal.

Beberapa pasien Covid-19 bisa mengembangkan gumpalan darah kecil yang menyebabkan area kemerahan atau ungu pada jari kaki.

Salah satu gejalanya adalah gatal atau nyeri pada area kulit pasien.

Parameter untuk memeriksa adanya gumpalan darah antara lain D Dimer dan Fibrinogen.

Baca Juga: Liverpool Tunduk dari Leicester City 3-1, Mohamed Salah dan Alisson Becker Jadi Sorotan

Jika semakin banyak pembekuan yang terjadi maka akan semakin banyak pula proses melarutkan bekuan tersebut dan akhirnya bisa tingginya D Dimer.

Sebenarnya, pembekuan ini berbeda dengan istilah kekentalan darah yang selama ini dianggap sama oleh kebanyakan orang.

Sebagian orang juga menganggap, kekentalan ini bisa diatasi dengan meminum banyak air supaya darah menjadi encer.

Baca Juga: Didiagnosa Mengidap Kanker Prostat, Kak Seto: Apapun yang Terjadi, Saya Hadapi dengan Penuh Rasa Syukur

Apabila kondisi darah mengental saat seseorang mengalami dehidrasi maka viskositas dan osmolaitas bisa meningkat dan terjadi hemokonsentrasi.

Pengentalan darah tersebut sebenarnya sangat berbeda dengan pengentalan darah yang terjadi pada pasien kasus Covid-19.

Pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit biasanya akan diinfus dengan cairan saline NaCL 0,9 persen.

Baca Juga: Cek Penerima Bansos 2021 BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta, Login di eform.bri.co.id/bpum

Komposisi cairan tersebut sama dengan kondisi cairan yang ada pada tubuh seseorang sehingga dapat mencukupi kebutuhan, meski pasien tidak minum air.

Vito sangat menyayangkan dengan adanya pendapat masyarakat yang menyebut pengobatan Covid-19 bisa dengan memperbanyak minum air ini keliru.

Vito juga pernah menegaskan, pembekuan darah selain bisa juga dipicu oleh kebiasaan sedenter atau kurang aktif bergerak.

Baca Juga: Sejarawan Beberkan Sejumlah Fakta Penting Mengenai Peran WNI Etnis Tionghoa Pada Masa Sebelum Kemerdekaan

Selain itu, sebaiknya kita semua waspada pada kondisi obesitas, mereka yang mengalami obesitas di dalam tubuhnya terjadi peradangan kronis.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x