Seorang Ahli Gizi Sebut Kandungan Protein Hewani Bisa Cegah Gejala Anemia

- 17 Februari 2021, 08:24 WIB
Ilustrasi wanita terkena anemia.
Ilustrasi wanita terkena anemia. /pexels/

PR CIANJUR – Ayunthaya Wiharani seorang ahli gizi dari RSUI pernah merekomendasikan beberapa makanan yang mengandung protein hewani.

Seperti dilansir Pikiranrakyat.com-cianjur dari Antara, bahwa makanan yang mengandung protein hewani bisa bermanfaat sebagai zat besi heme dan non-heme.

Sangat disarankan jika menu sarapan mengandung protein hewani dan dipadukan dengan protein nabati.

Baca Juga: Ditemukan di Subang dan Karawang, Ribuan Kotak Oranye Ini Ternyata Berisi Bantuan untuk Korban Banjir

Hal itu untuk mencegah kurangnya kandungan zat besi pada tubuh yang bisa memicu gejala anemia.

Heme sendiri berfungsi untuk membentuk hemoglobin, zat ini terkandung dalam protein hewani.

Sedangkan non-heme terkandung dalam protein nabati, kecuali tempe (heme).

Selain membentuk heme kita juga harus bisa membentuk globin dalam tubuh, jadi itu artinya kita memerlukan keduanya yaitu protein hewani dan protein nabati.

Baca Juga: 70 Persen Orang Mengalami Nyeri Pada Bahu, Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya

Selain protein, Anda juga bisa menambahkan vitamin C yang berfungsi untuk mempercepat penyerapan zat besi misalnya dari jeruk, jambu, tomat, dan sayuran.

Ayu merekomendasikan menu sarapan seperti cereal, yang diengkapi dengan buah-buahan juga susu almond, telur, dengan segelas jus jeruk.

Selain itu, bisa juga diganti dengan oatmeal instan dengan taburan kismis, dan siraman susu segar.

Teguh Jati Prasetyo sebagai Wakil Ketua Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI) mengingatkan dari sisi komposisi sarapan.

Baca Juga: Login eform.bri.co.id/bpum untuk Cek Penerima Bansos 2021 BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta

Sebaiknya mengkombinasikan berbagai zat gizi sehingga kita bisa memperhatikan keseimbangan menu.

Upayakan setiap menu di dalamnya terdapar kandungan karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan paling tidak memenuhi sekitar 15-30 persen kebutuhan energi harian.

Saparapan sebaiknya dilakukan sebelum seseorang melakukan aktivitas yakni sebelum pukul 09.00 hal ini merujuk pada PERGIZI.

Tujuan orang melakukan sarapan ialah untuk mencukupi kebutuhan energinya setelah semalaman berpuasa.

Baca Juga: Polri Diminta Lebih Selektif Terima Laporan Pelanggaran UU ITE, Jokowi: Buat Pedoman Resmi

Karena tidur bisa juga dikatakan puasa karena tidak adanya asupan makanan atau minuman apapun untuk beraktivitas keesokan harinya.

Teguh juga menyarankan, agar setiap orang tua membiasakan anak-anaknya untuk sarapan.

Tantangannya memang sering kali pada waktu persiapannya, kemudian dari sisi jumlah dan jenis menu (beragam).

Ayunthaya menambahkan selain dari makanan, gejala anemia juga bisa dipicu oleh aktivitas fisik rutin.

Baca Juga: Setelah Gempa Majene Melanda, Mata Air Muncul di Dekat Pengungsian Warga

Dengan duduk diam bisa menyebabkan tubuh kurang teroksigenasi dan juga melemahnya fungsi otot.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x