Kenali Kanker Payudara Sedini Mungkin, Berikut Penuturan Menurut Ahli Bedah di Indonesia

- 21 Februari 2021, 09:10 WIB
Ilustrasi kanker payudara.
Ilustrasi kanker payudara. /Freepik/

PR CIANJUR – Mendeteksi kanker payudara sejak dini sangatlah penting, hal ini bertujuan untuk tingkat bertahan hidup dan kesembuhan bagi penderitanya.

Selain itu, mendeteksi kanker sejak dini bisa berpengaruh terhadap sosial ekonomi karena mayoritas pengidapnya di Indonesia adalah kelompok usia produktif.

HERS2-positif merupakan faktor agresivitas sel kanker payudara yang diasosiasikan dengan tingkat kesintasan yang rendah.

Baca Juga: Boruto Chapter 55 Kurama Tewas, Tagar 'Kurama' dan 'Borutobeban Puncaki Jajaran Trending di Twitter

Sebuah studi menunjukkan penanganan kanker payudara HERS2-positif yang optimal pada stadium dini dapat menurunkan risiko kematian dibanding kemoterapi saja.

Dokter dari Penghimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, dr. Sonar mengatakan tujuan dari pengobatan kanker pada stadium dini semata hanya untuk mengontrol penyakit.

Selain itu, ia juga melihat kuratif untuk bisa mencapai kesembuhan hingga pasien dapat menjalani kehidupannya secara produktif.

Seperti dilansir Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara, dr. Sonar mengatakan bahwa saat ini ada salah satu terapi yang terbukti pada kanker payudara HERS2-positif stadium dini.

Baca Juga: Jabodetabek Berpotensi Dilanda Hujan Lebat Selama Februari dan Maret, BMKG Sampaikan Peringatan Dini 

Tujuan terapi ini untuk bisa mencapai target trastuzumab dan kemoterapi yang dapat meningkatkan angka kesintasan dan menurunkan risiko kekambuhan pasien.

Menurut dr. Sonar kehadiran JKN (Jaringan Kesehatan Nasional) telah mempermudah akses terhadap diagnosa.

Meski begitu, juga perlu diikutsertakan penanganan kanker payudara HERS2-positif yang komprehensif untuk meningkatkan luaran klinis terapi.

Jika dilihat dari hasil beberapa penelitian, terlihat bahwa penanganan kanker payudara sejak dini ini bisa meringankan beban pasien juga sistem kesehatan.

Baca Juga: Tanggapi Wacana Revisi Pasal Karet dalam UU ITE, Mahfud MD: Kalau Perlu Kita Revisi, Kita Bicara dengan DPR 

Dengan biaya total penanganan kanker payudara pada stadium II, III, IV sebanyak 32 persen, 95 persen, dan 109 persen lebih tinggi dibanding stadium I.

Berdasarkan riset yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan (2016) tentang penyakit tidak menular dilakukan sampel pada 25-64 tahun di daerah perkotaan.

Sehingga secara tidak langsung memiliki potensi dampak terhadap aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Selain melakukan deteksi sejak dini, pemberian akses terhadap terapi yang optimal terhadap pasien merupakan salah satu prinsip pencegahan.

Baca Juga: BPMI Masjid Istiqlal dan Kementerian PPPA Tandatangani Nota Kesepahaman untuk Wujudkan Pemberdayaan Perempuan 

Hal ini bertujuan agar penyakit tidak bermetastasis. Selain itu juga agar tidak mengalami perburukan.

Di Indonesia sendiri saat ini penanganan kanker payudara stadium dini melakukan kemoterapi dan terapi endokrin sudah tercakup dalam BPJS.

Dalam peringatan Hari Kanker Sedunia, para penyintas kanker payudara HERS2- positif menyelenggarakan edukasi media virtual dan forum komunitas.

Berdasarkan dari data Global Cancer Observatory 2020 dari WHO kasus kanker paling banyak di Indonesia adalah kanker payudara.

Baca Juga: Banjir Terjam Jakarta, Anies Baswedan Harap dalam Waktu 6 Jam Bisa Surut

Total kasusnya mencapai 65.858 kasus setara dengan 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker.

Sementara, menurut catatan Kementerian Kesehatan besar angka kanker untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara, yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata, sedangkan angka kematian mencapai 17 per 100.000 penduduk.

Satu dari lima pasien kanker payudara di Indonesia pengidap jenis HERS2-positif, yang merupakan jenis kanker payudara paling agresif.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x