WASPADA, Ambisi Orang Tua Bisa Picu Stress dan Depresi Anak, Ini Kata Psikolog

- 10 Mei 2022, 13:39 WIB
 Ilustrasi depresi dan kecemasan pada anak.
Ilustrasi depresi dan kecemasan pada anak. /Pixabay.com/IamFOSNA

JENDELA CIANJUR - Ambisi orangtua terhadap anak sebagian besar ingin menjadikan anaknya pintar. Sebagian besar beranggapan jika anak banyak mengikuti les akan meningkatkan nilai akademik dan memiliki kecerdasan yang tinggi.

Ambisi orangtua untuk mendorong anak selalu berprestasi, menyebabkan adanya persaingan yang ketat. Jika anak tidak menjadi yang terbaik, maka anak akan gagal.

Itulah ambisi orangtua yang menjadi penyebab mendidik anak-anaknya dengan keras.

Baca Juga: VIRAL, Pria Mirip Kim Jong-un Datangi Hajatan Warga, Joget dan Nyanyi Dangdut Koplo Bersama!

Namun, Menurut Psikolog,Kasandra Putranto, yang dilansir dari @talkparenting, sepertinya orangtua lupa jika beratnya beban pelajaran dan tuntutan ambisi orangtua akan menyebabkan anak stres dan depresi.

Stres anak berlanjut ketika orangtua memasukan anak ke lembaga bimbingan belajar yang menawarkan diskon khusus, sehingga orangtua tergiur memasukan anak ke lembaga bimbingan belajar.

Memang terjadi pada beberapa anak, anak yang ikut les menjadi lebih pintar dari anak yang lainnya.

Namun ada juga sebaliknya, anak menjadi tertekan dan prestasinya merosot sebab anak tidak bahagia kehilangan waktu bermainnya.

Baca Juga: Tes IQ : Buktikan Kecerdasan Anda, Selesaikan Tantangan Ini dalam Waktu 5 Detik!

Ketika prestasi anak tidak sesuai dengan harapan orangtua,lagi-lagi orangtua meumpahkan rasa amarahnya kepada anak.

Jika terus berlanjut seperti ini, depresi anak akan memuncak di usia 15-18 tahun.

Menurut Psikolog Kasandra Putranto, hentikan bumerang ambisi orangtua yang ditujukan kepada anak. Biarkan anak belajar sesuai dengan tahapan usianya.

Sebuah kesalahan terbesar yang terjadi di Indonesia adalah materi pembelajaran yang dipercepat lima tahun sebelum waktunya, berkaca pada pembelajan di Australia dan Finlandia.

Baca Juga: 36 Orang Dengan IQ Tertinggi di Dunia, Albert Einstein Ternyata Kalah dari William Shakespeare

Dua negara ini lebih mengedepankan aspek budi pekerti dan keberanian diri di usia 7 tahun dengan cara memahami belajar antri dan mulai berani presentasi di depan umum.

Sementara di Indonesia pada usia 7 Tahun anak difokuskan pada pembelajaran menghapal.

Hal ini yang menyebabkan anak tidak dapat menunjukan kemampuan yang sesungguhnya.

Pada gilirannya, anak dibesarkan hanya untuk menjadi produk ambisi orangtua. ***

Editor: AR Rachmawati

Sumber: instagram @talkparenting


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x