Krisis Pangan di Timor Leste, Kelabui Petani hingga singgung Mi Instan dari Indonesia

22 September 2020, 18:46 WIB
POTRET Mantan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta. /Antara/Akbar Nugroho Gumay/

PR CIANJUR - Timor Leste resmi berpisah dari Indonesia sejak 2002 lalu, pada perjalanannya membangun negara, usaha Timor Leste setelah merdeka tak berjalan mulus.

Baru ini mantan Presiden Xanana Gusmao mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan yakni menyuruh rakyatnya untuk 'kabur'.

Gusmao menganggap bahwa Pemerintah Timor Leste tidak becus dalam mengurus sebuah negara.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu ini untuk Sambut Gajian

Ia mengimbau para warga 'kabur' dari pada hidup di pemerintahan yang sama selama 10 tahun ke depan, sebagaimana diberitakan ZONAJAKARTA.com dalam artikel "Maunya Apa? Jose Ramos Horta Malah Bawa-bawa Nama Mi Instan Indonesia Dibalik Sengsara Timor Leste".

"Hanya untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, membayar katering juga tidak tahu bagaimana uang mengalir, tapi menutup mata untuk proyek darurat. Artinya selama 10 tahun mereka terus memimpin, lebih baik kita kabur ke suatu tempat, jika mereka memimpin 10 tahun lebih, jangan sebut kota", kata Xanana Gusmao.

Dikutip ZONAJAKARTA.com dari The Oekusi Post, salah satu program pemerintah Timor Leste yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Taur Matan Ruak dapat dikategorikan kejahatan kemanusiaan.

Baca Juga: Agar Makin Terlihat Tangguh, AHM Rilis Varian Warna Baru Untuk Honda ADV150

PM Matan Ruak menyuruh jajarannya mengelabui petani dengan mempromosikan hasil pertaniannya, namun anggota pemerintahannya lebih memilih menerima beras impor dari luar negeri yang sudah tidak bergizi lagi.

Pada Kamis 13 Agustus 2020 lalu, ada sekitar tiga orang menteri yang berbondong-bondong menjemput enam ribu beras impor dari Vietnam.

Mereka sangat berani dan senang sekali memamerkan beras impor yang akan dijadikan ketahanan pangan nasional.

Tak hanya itu, mereka juga tidak malu karena beras yang diimpor seharga ribuan dolar AS itu sudah tidak bergizi atau rusak. Hingga akhirnya Timor Leste dilanda krisis pangan.

Baca Juga: PT Pertamina Akan Gelontorkan Rp10 Miliar Untuk Pelaku UMKM di Jakarta, Banten dan Jabar

Indeks Kelaparan Global 2017 mengategorikan Timor Leste sebagai negara yang menderita tingkat kelaparan serius.

Situasi ini diakibatkan langsung dari produktivitas pertanian buruk, pendapatan rendah, infrastruktur belum berkembang dan kerentanan pasokan pangan Timor Leste terhadap dampak harga pangan global serta variasi iklim.

"Namun, situasi ini tidak berarti pemerintah harus mengimpor beras pecah dari luar negeri. Beras lokal yang diproduksi oleh petani lokal di dalam negeri penuh dengan gizi yang baik tapi sayangnya pemerintah tidak mau membelinya," kata seorang komentator.

Tiga menteri yang menjemput beras rusak di pelabuhan Dili adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Joaquim Amaral, Menteri Perhubungan dan Komunikasi José Agustinho da Silva, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri José Lucas do Carmo da Silva.

Baca Juga: 7 Orang Diamankan, 3 Diantaranya Bergiliran Perkosa Korban yang Seorang Mahasiswi

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Joaquim Amaral mengatakan pemerintah membeli beras rusak tersebut bertujuan mengantisipasi kelaparan saat wabah virus corona baru (Covid-19).

"Hari ini kami datang ke sini untuk menyaksikan beras yang kami beli selama krisis Covid-19. Saat itu, semua negara tidak menjual beras karena upaya pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Vietnam, membeli beras untuk menjamin stok nasional kita," ujar Joaquim.

Tetapi, ketika foto tiga menteri diposting di media sosial, mantan Presiden José Ramos Horta menyoroti hal tersebut.

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu memberikan komentar yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah Timor Leste.

Baca Juga: Jenazah Korban Banjir Bandang Sukabumi Sudah Ditemukan, 10 Kilometer Dari Lokasi Kejadian

"Hanya di Timor Leste. Rombongan menteri menuju pelabuhan untuk menyambut kedatangan kiriman beras dari Vietnam yang dibayar penuh oleh TL," kata Ramos Horta.

Ramos Horta juga menjelaskan, ada kemungkinan beberapa waktu ke depan pemerintah setempat akan mengimpor barang-barang dari Indonesia.

"Mungkin minggu depan untuk menunjukkan prestasinya Menteri akan pergi ke perbatasan darat di Mota Ain untuk menyambut kedatangan truk dari Kupang (Indonesia) membawa berbagai macam barang dagangan, mi instan dan rokok?" ungkapnya.***(Beryl Santoso/ZONAJAKARTA.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler