Pria Ini Mengakui Telah Membunuh dan Memutilasi 9 Orang, Pelaku Simpan Jasad Korban di Apartemennya

1 Oktober 2020, 07:43 WIB
Ilustrasi Pembunuhan. /

PR CIANJUR - Kasus pembunuhan 9 orang ini sebelumnya terjadi pada tahun 2017, saat itu pria bernama Takahiro Shiraishi membujuk korbannya melalui Twitter dan mengajak mendatangi apartemennya.

Saat itu Shiraishi membunuh korbannya yang terdiri dari delapan wanita dan satu pria yang berusia 15 hingga 26 tahun.

Pria asal Jepang ini akhirnya mengaku bersalah atas tuduhan membunuh, memutilasi dan menyimpan 9 mayat korbannya di apartemennya.

Baca Juga: Ahli Pertukangan dari TNI Terus Kebut Pengerjaan Plat Duiker TMMD Reguler Brebes

Dalam persidangan pertama persidangannya, Takahiro Shiraishi, mengatakan kepada Pengadilan Distrik Tokyo cabang Tachikawa bahwa tuduhan terhadapnya itu 'benar'. Namun, tim pembelanya mengambil sikap yang berbeda dari Shiraishi, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Japan Today.

Mereka berpendapat Shiraishi membunuh 8 orang itu dengan persetujuan korban itu sendiri karena telah menyatakan pikiran untuk bunuh diri di media sosial.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Pria Jepang Akui Membunuh dan Memutilasi 9 Orang, Tim Pembela: Atas Persetujuan Korban".

Baca Juga: Ribuan Bagian Tubuh Pasien Operasi Selama 25 Tahun Ditimbun Ahli Bedah Terkenal Asal Inggris

Tim pembela Shiraishi juga berpendapat kliennya bersalah atas tuduhan pembunuhan yang lebih rendah karena adanya persetujuan dari korban.

Satu pria yang dibunuh Shiraishi adalah saudara laki-laki dari salah satu wanita, yang datang ke rumah terdakwa untuk mencari saudara perempuannya.

Jaksa penuntut mengatakan bahwa Shiraishi melakukan pembunuhan keji dan brutal untuk memuaskan keinginannya tanpa persetujuan korban, termasuk saat ia memperkosa para wanita dan membunuh untuk mencuri uang mereka.

Tim pembela berpendapat Shiraishi mungkin tidak kompeten secara mental atau berada dalam kondisi kapasitas yang berkurang pada saat itu dan tidak boleh dianggap bertanggung jawab secara kriminal. Tapi Jaksa menegaskan bahwa Shiraishi kompeten secara mental.

Baca Juga: Polisi Sebut Pelaku Vandalisme dan Pengerusakan Alat Ibadah di Tangerang Terancam 5 Tahun Penjara

Menurut dakwaan, Shiraishi mencekik dan memotong-motong korbannya dari Tokyo dan empat prefektur lainnya pada Agustus hingga Oktober 2017. Mayat mereka ditemukan di dalam wadah seperti kotak pendingin di apartemennya di Zama, Prefektur Kanagawa.

Shiraishi diduga mencuri uang korbannya dan melakukan pelecehan seksual terhadap semua korban perempuan. Dia juga berhutang pada salah satu wanita sekitar 360.000 yen.

Setelah lima bulan menjalani tes psikiatri, jaksa menyimpulkan Shiraishi dapat dimintai pertanggungjawaban pidana dan mendakwanya pada September 2018.

Dalam persidangan dengan sistem hakim awam, nama korban tidak diungkapkan dan malah dirujuk dengan huruf A sampai I untuk melindungi martabat mereka.

Baca Juga: Puan Maharani Terkait Pembahasan RUU Cipta Kerja: Tidak Ada Pihak yang Dirugikan

Pembunuhan berantai ini pertama kali terungkap pada Oktober 2017, ketika itu petugas polisi mengunjungi apartemen Shiraishi dan menemukan beberapa kotak pendingin berisi bagian tubuh. Penemuan ini terjadi saat polisi melakukan pencarian terhadap seorang wanita Tokyo yang hilang, dan ternyata menjadi salah satu korban.

Berdasarkan investigasi polisi, Shiraishi diyakini mendekati orang-orang yang mengungkapkan pikiran untuk bunuh diri di Twitter dengan nama akun 'Hangman. Shiraishi kemudian mengundang mereka ke rumahnya dan mengatakan akan membantu bunuh diri.

Selain itu, Shiraishi juga mencari di internet cara memutilasi tubuh dan membeli alat seperti gergaji sambil berlatih cara mengikat simpul tali.

Baca Juga: Ridwan Kamil Pindah Kantor, Tanggulangi Depok yang Sumbang 70 Persen Kasus Covid-19 Jawa Barat

Kasus tersebut mengejutkan banyak masyarakat Jepang dan mendorong pemerintah serta bisnis layanan jejaring sosial untuk meningkatkan dukungan bagi kaum muda yang memiliki pikiran bunuh diri.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler