Latihan Bersama TNI dan Tentara AS di JRTC, Replika Medan Perang Sesungguhnya

22 Oktober 2020, 13:50 WIB
Latihan militer bersama TNI dan TNI AS/Dokumentasi JRTC Fort Polk. /U.S. Army Pfc. Rachel Christense/

PR CIANJUR - Pertengahan September lalu, TNI mengirimkan satu kompi prajuritnya untuk mengikuti latihan bersama (latma) dengan tentara AS di JRTC (Joint Readiness Training Center), Fort Polk, Louisiana, Amerika Serikat.

Diketahui latihan militer bersama (latma) merupakan hal yang biasa dilakukan banyak negara di dunia, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat.

Tujuannya, selain meningkatkan relasi antarnegara, latihan bersama (latma) juga jadi ajang untuk saling berbagi ilmu dan memperkaya pengalaman.

Baca Juga: Kuota Internet Gratis Kembali Disalurkan Kemendikbud, Ini Website dan Aplikasi yang Bisa Diakses

Untuk diketahui, JRTC Fort Polk merupakan salah satu pusat latihan militer terbaik di dunia karena menyediakan beragam training dan skenario latihan militer yang realistis dengan kondisi medan tempur di dunia nyata.

Komandan Divisi Infanteri 25 Amerika Serikat, Mayor Jenderal (Mayjen) James Jarrard dalam pertemuan virtual dengan Pikiran Rakyat dan Kompas via aplikasi Zoom, Selasa, 20 Oktober 2020 malam mengatakan, JRTC memang difokuskan pada peningkatan kesiapan unit dengan memberikan pelatihan militer bersama yang sangat realistis, penuh tekanan di seluruh spektrum konflik.

Mayjen Jarrard mengungkapkan banyak latihan yang diberikan kepada para prajurit merupakan gladi bersih misi untuk operasi aktual yang dijadwalkan untuk dilakukan organisasi.

Skenario latihan bersama di JRTC mereplikasi banyak situasi dan tantangan unik yang mungkin dihadapi oleh sebuah kesatuan/unit.

Baca Juga: Kemnaker Luncurkan MangCovid, Diperuntukan Khusus Untuk Korban PHK

Tak heran, meskipun latihan di JRTC ini sangat berat, banyak prajurit yang merasakan manfaatnya dalam meningkatkan kemampuan dan kesiapan mereka untuk bertempur di medan perang.

Mayjen Jarrard juga menambahkan bahwa latihan bersama antara TNI dan tentara AS di JRTC, yang masih akan berlangsung sampai 3 November mendatang, akan memberikan benefit bagi kedua pasukan.

"Latihan bersama di JRTC ini memberikan benefit, baik itu untuk tentara Anda (TNI) maupun untuk tentara kami (tentara AS)," kata Mayjen Jarrard saat ditanya soal benefit latma di JRTC.

"Keluar dari JRTC, kemampuan tentara Anda (TNI) akan menjadi lebih baik," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Menhan AS Singgung Persoalan Tiongkok Saat Pertemuannya dengan Prabowo, Ini yang Dibahas

Masih kata Mayjen Jarrard, para prajurit selama mengikuti latma ditantang dengan sejumlah masalah yang dalam keadaan normal tak akan muncul.

Pasalnya, skenario latihan benar-benar mereplika medan perang di dunia nyata, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "TNI dan Tentara AS Latihan Bersama di JRTC, Skenario Latma Replika Medan Perang Sesungguhnya".

Oleh karena itu, lanjut Jarrard, selama latma, baik itu TNI maupun tentara AS saling belajar satu sama lain.

"Tentara kami belajar dari tentara Indonesia, dan tentara Indonesia belajar dari tentara kami," kata Mayjen Jarrard seraya menambahkan bahwa kemitraan antara TNI dan tentara AS akan menjadi lebih kuat setelah latihan JRTC ini selesai.

Baca Juga: Diduga LGBT, Satu Perwira Tinggi Polri Dijatuhi Sanksi Nonjob Sampai Pensiun

Terbesar

Terkait latma di JRTC ini, TNI mengirimkan 125 prajurit infanteri mereka untuk berlatih bersama dengan tentara AS demi meningkatkan kemampuan dan kualitas mereka.

Latihan bersama dengan tentara AS di JRTC tersebut merupakan latihan bersama terbesar pertama TNI AD. Ke-125 prajurit tersebut berasal dari Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider 18 Divisi Infanteri 2 Kostrad.

Tim TNI di JRTC dipimpin Komandan Kompi Latihan Lettu Inf Wihelmus Raditya Pradana Guru.

Sementara tim militer AS berasal dari US Army's 5th Security Force Assistance Brigade yang dipimpin oleh Kapten Kris Candelaria.

Baca Juga: Diduga LGBT, Satu Perwira Tinggi Polri Dijatuhi Sanksi Nonjob Sampai Pensiun

Dalam pertemuan virtual dengan Pikiran Rakyat dan Kompas via aplikasi Zoom, kedua komandan latihan mengaku belajar banyak dari latma yang digelar di JRTC. Lettu Raditya mengatakan, kegiatan latma di JRTC akan meningkatkan kemampuan fisik dan daya tempur para prajurit.

Pasalnya, para prajurit setiap hari berlatih keras sesuai dengan skenario latihan di JRTC yang dibuat serealistis mungkin dengan situasi tempur di dunia nyata.

Dengan penekanan besar pada realisme itulah, latma di JRTC memberikan kesempatan kepada unit-unit rotasi untuk melakukan operasi gabungan yang menekankan misi pasukan darurat.

Skenario pelatihan JRTC didasarkan pada daftar tugas penting misi dari masing-masing organisasi yang berpartisipasi. Mereka berlatih mulai dari mempertahankan diri, menyerang musuh sampai dengan cara memberikan pertolongan pertama kepada prajurit yang terluka.

Baca Juga: Yakin Arak Bali Bisa Bersaing dengan Vodka, Gubernur Wayan Koster Siapkan Alat Destilasi

Raditya mengakui bahwa landcape di JRTC Louisiana diakui Raditya cukup berat. Khususnya masalah suhu yang saat ini (jelang Musim Dingin) rata-rata sekitar 9 derajat Celcius.

"Kami di Indonesia biasa berlatih dengan suhu moderat sekitar 27 derajat Celcius, tapi di sini kami berlatih dengan suhu 9 derajat Celcius. Ini jadi tantangan tersendiri buat kami yang berasal dari Indonesia,"ujar Raditya saat ditanya soal pengalamannya selama dua minggu latihan bersama dengan tentara AS di JRTC, Fort Polk.

Latma antara TNI dan tentara AS ini, lanjut Raditya, akan berlangsung sampai 3 November mendatang.

"Kami sebenarnya sudah tiba di JRTC pada 19 September, tapi sesuai protokol Covid-19, kami melakukan karantina mandiri selama dua minggu," ujarnya.

Baca Juga: Mardani Ali Sera: Polisi Itu Alat Negara, Tak Boleh Dukung yang Pro Atau Kontra UU Cipta Kerja

Oleh karena itu, latma bersama tentara AS baru dimulai pada awal Oktober lalu.***(Huminca Sinaga/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler