Titin, 39, melarikan diri ke Odesa melalui jalan darat setelah rumahnya di kota Bashtanka di kota Mykolayiv diserang oleh tembakan artileri berat dan pengeboman oleh Rusia.
“Pada 12 Maret, pesawat menjatuhkan bom dari langit hanya 600 meter dari rumah saya. Seluruh dapur saya bergetar. Saya sangat takut,” kata Titin.
Titin, yang berasal dari Jakarta, adalah ibu dari dua anak laki-laki, berusia tiga dan tujuh tahun.
Dia menolak untuk meninggalkan suaminya, yang dia temui di Amerika Serikat ketika mereka berdua bekerja di kasino di kapal pesiar.
“Saya tidak tega meninggalkannya untuk kembali ke Indonesia. Anak-anak saya bisa mengikuti saya kembali tetapi dia tidak,” kata Titin yang telah tinggal di Ukraina sejak 2014.
“Kami hanya akan menjadi pengungsi.”
“Selama ada tempat aman untuk lari di Ukraina, saya tidak akan pergi. Prioritas setiap istri adalah suami dan anak-anaknya,” katanya.
Baca Juga: Ukraina Serang Perbatasan Rusia Dengan Persenjataan Barat, Perang Dunia III Sudah Diambang Pintu
Ukraina telah melarang pria berusia 18-60 tahun meninggalkan negara itu sebagai antisipasi bahwa mereka mungkin dipanggil untuk berperang.
“Yang kami takutkan adalah berhadapan langsung dengan tentara Rusia. Hidup sekarang penuh dengan ketidakpastian. Kami menghabiskan waktu kami menunggu dan menunggu perang berakhir,” kata Titin.
Artikel Rekomendasi