Sang suami pun menjelaskan bahwa penanganan di rumah sakit terakhir yang merawat istrinya juga sedemikian parah.
"Saya membawa istri saya Shehla ke perguruan tinggi kedokteran Manjeri dengan rasa sakit yang parah sekitar pukul 04.30 pada hari Sabtu.
"Tapi setelah pergi ke beberapa rumah sakit akhirnya dia mendapat perawatan baru sekitar pukul 18.30. ” tutur sang suami Mohammed Sheriff.
Baca Juga: Sumbang Rp13 Triliun Ekonomi Nasional dari Industri Game, Gamer Jabar Didorong Kuasai ESports
Sheriff pun menyanyangkan protokol kesehatan di India yang tidak cepat tanggap dalam menangani proses persalinan yang seharusnya terjadi.
"Di dua tempat ini (rumah sakit), mereka mewajibkan sertifikat negatif COVID-19.
"Bagaimana mungkin untuk menghasilkan sertifikat negatif COVID itu juga dengan tes RT-PCR dilakukan ketika hasilnya sendiri memakan waktu 24 jam," ujarnya kembali.
Melihat apa yang dialami oleh pasangan Shehla dan Sheriff, pihak Pemerintah India mengaku tidak akan diam saja.
Baca Juga: Deklarasi KAMI di Surabaya Dibubarkan Polisi Saat Gatot Nurmantyo Pidato
Menteri Kesehatan di negara Bagian KK Shailaja meminta agar pihaknya segera melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.***(Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)
Artikel Rekomendasi