Di Bulan Ramadhan Kota Mekkah Sepi di Pagi Hari Sampai Jelang Dzuhur, Tidur Adalah Ibadah saat Berpuasa?

5 April 2022, 05:15 WIB
Ilustrasi Kota Mekkah Arab Saudi. /Pixabay

 

JENDELA CIANJUR - Memasuki bulan Ramadhan atau di masa kaum muslim di dunia menjalankan ibadah shaum alias puasa, warga Arab Saudi lebih memilih untuk tidur di pagi hari hingga menjelang adzan Dzuhur berkumandang.

Hal itu setidaknya terungkap dalam tayangan video YouTube Alman Mulyana di hari kedua puasa Ramadhan di Kota Mekkah.

Sejumlah tempat perdagangan semisal mini market yang biasa buka jam 8 pagi mulai buka usai waktu dzuhur tiba. Tak hanya mini market, sejumlah perkantoran demikian.

Namun untuk keperluan pengobatan, tentunya buka seperti biasa.

Alman mengatakan, sejumlah warga Arab Saudi lebih memilih untuk tidur di saat itu. Sehingga mereka bisa beribadah setelah dzuhur hingga malam hari.

Baca Juga: Ikuti Langkah Persib Bandung, Persik Kediri Pun Pecat 6 Pemainnya Langsung, Sebagian Pemain Asing!

Ia memperlihatkan situasi lalu lintas di Kota Mekkah. Hanya satu dua mobil yang melintas di masa itu.

Menurutnya, hal itu tak hanya terjadi di Kota Mekkah melainkan juga di seluruh wilayah di Arab Saudi.

Namun bukan berarti mereka mempercayai adanya hadist sebagai berikut:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَسُكُوتُهُ تَسْبِيحٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ

“Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.”

Soalnya hadist tersebut masih dalam perdebatan para ulama mengenai matannya. Mereka lebih memilih beristirahat di pagi hari hingga jelang Dzuhur karena memperbanyak ibadah di malam hari.

Baca Juga: Ini Aturan Mudik Terbaru dari Satgas Covid-19, Dilarang Angkat Telepon Selama Perjalanan!

Di luar perdebatan redaksional dan matan hadis terkait unsur kesahihannya, Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Agus Tri Sundani menjelaskan kandungan maknanya.

Menurut Agus, makna hadis di atas bisa jadi benar jika niatnya benar. Akan tetapi, beraktivitas di bulan suci Ramadan kata dia lebih afdhal dibanding tidur.

“Memang ada ungkapan tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Kalau tidurnya dalam rangka menghindari dari perbuatan yang sia-sia atau maksiat, maka itu bisa jadi ibadah. Tapi kalau tidurnya hanya untuk menghilangkan kepayahan, mengulur waktu menunggu waktu buka, itu namanya menyia-nyiakan. Sebenarnya ya boleh-boleh saja tidur, tapi tinggal niat tidurnya tadi,” terangnya seperti dilansir muhammadiyah.or.id.***

Editor: AR Rachmawati

Tags

Terkini

Terpopuler