Berpengalaman Menyelesaikan Konflik Aceh, Jusuf Kalla Tawarkan Bantuan untuk Konflik Papua

15 Oktober 2020, 15:41 WIB
Jusuf Kalla. /instagram/@jusufkalla

PR CIANJUR - Pemerintah Indonesia ditawari bantuan dari mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla terkait konflik Papua yang masih berlangsung.

Jalur perdamaian adalah bantuan yang ditawarkan Jusuf Kalla untuk mengatasi konflik tersebut.

Alasan Jusuf Kalla menawarkan bantuan untuk konflik di Papua karena pengalaman Indonesia yang berhasil menyelesaikan konflik besar, seperti konflik Aceh yang berlangsung selama puluhan tahun dan mengakibatkan ribuan orang menjadi korban.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Gerakan Pentahelix yang Baru Diluncurkan Akan Efektif Tekan Laju Covid-19

Berdasarkan catatannya, Indonesia telah mengalami 15 konflik yang menelan korban lebih dari 1.000 jiwa.

Dari 15 konflik itu, 13 di antaranya diselesaikan melalui operasi militer dan sisanya melalui jalur perdamaian.

“Aceh saja yang keras begitu bisa kita ajak berunding untuk damai” ujar JK pada diskusi di Kementerian Pertahanan, Rabu 14 Oktober 2020.

Baca Juga: Singgung Maruf Amin Dalam Cuitannya, Marissa Haque Direspon Fadli Zon dan Ferdinand Hutahaean

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-bandungraya.com dalam artikel, "Janji Bantu Pemerintah Atasi Konflik Papua, Jusuf Kalla: Aceh Saja yang Keras Begitu Bisa Damai", menurut JK, konflik Papua memerlukan pendekatan yang berbeda dengan Aceh.

Itu karena ada banyak faksi pada gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM), berbeda dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang hanya mempunyai satu garis komando.

JK tidak membeberkan secara terbuka mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan konflik di Papua melalui jalan damai.

Namun dia menekankan dalam upaya perdamaian prinsip yang harus dipegang adalah win–win solution dan dignity for all.

Baca Juga: Harga Resmi Toyota Fortuner Terbaru, Termurah Rp504,9 Juta, Buka Bagasi Masih Pakai Tangan

Menurut dia tidak boleh ada pihak yang merasa kalah atau dilecehkan martabatnya. Prinsip ini diterapkan saat upaya damai Aceh.

Menurut dia, pihak GAM tidak pernah menyerahkan senjatanya ke pemerintah, namun mereka potong sendiri senjata-senjata itu menjadi dua bagian.

"Itu adalah upaya menjaga martabat pihak GAM," kata dia, dikutip dari Anadolu Agency.***(Abdul Muhaemin/Pikiranrakyat-bandungraya.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Bandung Raya

Tags

Terkini

Terpopuler