PR CIANJUR – Organisasi pelajar berlatar belakang Muslim yang sudah matang makan asam garam kehidupan. Dikutip Pikiran Rakyat Cianjur dari laman pbpii dan Djayadi Hanan, Gerakan Pelajar Islam Di Bawah Bayang-Bayang Negara (Studi Kasus Pelajar Islam Indonesia Tahun 1980-1997.
Pelajar Islam Indonesia (PII) lahir di Yogyakarta pada 4 Mei 1947. Motivasi pendirian PII adalah dikotomi hasil pendidikan kolonial (Barat) serta tradisional (pesantren).
Atas dasar itulah maka Yoesdi Ghozali setelah melakukan i’tikaf di Masjid Kauman Yogyakarta berniat mendirikan sebuah wadah bagi para pelajar Islam dari berbagai golongan.
Baca Juga: Begini Cara Mudah Cairkan Bantuan KIP Melalui PIP 2020
Yoesdi Ghazali adalah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (STI) yang sekarang bernama Universitas Islam Indonesia (UII).
Bersama kawan-kawannya, Anton Timur Jaelani, Amin Syahri, dan Ibrahim Zarkasy akhirnya bertempat di kantor GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) didirikan dan lahirlah PII (Djayadi, 2006).
Lambang PII pertama kali disosialisasikan pada Kongres III di Bandung pada 27-31 Maret 1950.
Lambang ini dibuat oleh Yoesdi Ghozali. Lambang ini terdiri dari gambar bulan-bintang, kubah masjid, tingkatan bangunan, anak tangga, buku, pena, dan kitab, kelopak bunga, pita PII, dan segi tiga.
Baca Juga: Sule Berang pada Teddy yang Seolah Mencecar Harta Gana-gini pada Anak-anak Lina Jubaedah
Artikel Rekomendasi