Politisi Partai Demokrat Kritik Program Food Estate Pemerintah: Hasilnya Pasti Amburadul

- 8 Februari 2021, 16:20 WIB
Tanaman padi di Food Estate, Desa Belanti Siam, Kalimantan Tengah, siap panen.
Tanaman padi di Food Estate, Desa Belanti Siam, Kalimantan Tengah, siap panen. /DeskJabar/Kementerian Pertanian

Sementara di lapangan kenyataan terlihat sebaliknya. Di Pulang Pisau hanya dua lokasi di Desa Belanti dan Desa Gedabung, Kecamatan Maliku yang mencapai hasil panen maksimal.

Ini disebabkan pintu air irigasi belum dibenahi. Sementara di Kapuas sendiri bertempat di Desa Terusan Makmur dan Desa Terusan Kriya, Kecamatan Bataguh, lahan food estate seluas 6.000 ha mendatangkan hasil diharapkan.

Baca Juga: Sarapan Miliki Manfaat Penting bagi Tubuh, Apa Sajakah Itu? Berikut Penjelasannya

Bambang Purwanto mengutarakan ini terjadi karena koordinasi tidak padu antar pihak. Khususnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang tidak cepat tanggap memperbaiki irigasi dan jembatan yang menjadi akses utama di sana.

Ini ditambah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) hanya mendapatkan dana operasional sebesar Rp400 ribu per bulan. Di samping tugas berat untuk membimbing petani dengan cakupan wilayah luas.

“Kenapa bisa terjadi hal seperti ini di kegiatan mega proyek yang menjadi kebanggaan kita semua ?,” ucap Bambang Purwanto.

Baca Juga: Jiwa Toast Challenge dengan Tagar #jiwatoastchallenge, Begini Cara Warga TikTok Ukur Lebar Mulutnya

“Setelah mekanisme kerja telah disepakati bersama, kemudian siapa penanggung jawab kegiatan itu juga harus jelas dan harus menguasai betul. Ketika penanggung jawab tidak menguasai, tentu hasilnya pasti amburadul sehingga program yang bagus sekalipun tidak akan sesuai dengan harapan semula. Inilah problemnya,” Bambang Purwanto mengakhiri pernyataannya,” ujar Bambang Purwanto menutup.***

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Twitter Partai Demokrat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini