PR CIANJUR - 1,1 juta vaksin AstraZeneca yang merupakan bantuan dari Covid-19 Vaccines Global Acces (COVAX) disalurkan ke enam provinsi di Indonesia antara lain Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku.
Tak lama usai disuntukkan dosis pertama, empat orang yang menjalani observasi di Sulawesi Utara mengalami sejumlah gejala sehingga mendorong otoritas kesehatan setempat menerbitkan penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.
Menanggapi laporan tersebut, Ketua Komisi Nasional Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari mengatakan bahwa gejala tersebut termasuk reaksi ringan.
Baca Juga: Disarankan Terima Vaksin, Simak Panduan Vaksinasi Covid-19 bagi Penyandang Kanker Menurut Ahli
"Kami sudah menerima Komda KIPI Sulawesi Utara tentang adanya subjek yang menggigil, demam, dan pegal, sehingga terbit surat Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara untuk pemberhentian vaksin, setelah Komda KIPI mengkaji dan menginvestigasi bersama
Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata reaksinya termasuk ringan," tutur Hindra dikutip Pikiranrakyat-cianjur.com dari Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk vaksinasi dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmidzi, menjelaskan bahwa vaksin yang digunakan di Indonesia sudah terlebih dahulu dikonsultasikan dengan para ahli dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan World Health (WHO).
"Hal itu dilakukan karena pemerintah hanya ingin menyediakan jenis vaksin yang aman dan efektif untuk seluruh masyarakat indonesia," tutur Siti Nadia.
Baca Juga: Benarkah Vaksinasi terhadap Ibu Menyusui Akan Membahayakan Bayi? Simak Penjelasan Berikut
Medical Specialist WHO untuk Indonesia Dr. Vinod Bura mengatakan khasiat vaksin yang resmi beredar dan digunakan di Indonesia sudah terbukti khasiatnya.
Artikel Rekomendasi