BAHAYA Omicron Intai Anak, Bisa Sebabkan Diabetes Hingga Gagal Jantung, Kenali Gejalanya!

- 23 Februari 2022, 15:31 WIB
Ilustrasi Omicron. Waspada, bahaya Omicron mengintai anak, bisa menyebabkan diabetes hingga gagal jantung. Kenali gejalanya agar tak kecolongan.
Ilustrasi Omicron. Waspada, bahaya Omicron mengintai anak, bisa menyebabkan diabetes hingga gagal jantung. Kenali gejalanya agar tak kecolongan. /Pixabay/geralt/

JENDELA CIANJUR - Waspada, bahaya Omicron mengintai anak!

Walaupun digadang-gadang memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dibandingkan varian Covid-19 lain, tapi ternyata Omicron bisa menyebabkan masalah kesehatan yang fatal bagi anak.

Hal itu disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), seperti dilansir Jendela Cianjur dari Antara, Rabu, 23 Februari 2022.

Baca Juga: Kemnaker Pastikan Korban PHK Bisa Langsung Klaim JKP

"Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain," kata Piprim.

Piprim mengatakan, anak berpotensi mengalami MIS-C beberapa waktu setelah terpapar COVID-19.

"Jadi, hati-hati terhadap potensi long COVID-19 atau MIS-C yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif," ujar Piprim.

Baca Juga: Surya Paloh Siapkan Tiga Nama Capres 2024, Ridwan Kamil Belum Tentu Disetujui

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Fify Mulyani, MARS, mengatakan, gejala yang umum dialami oleh bayi saat terjangkit Covid-19 varian Omicron meliputi kesulitan bernapas atau batuk yang terus-menerus disertai napas yang pendek.

Selain itu, adanya penurunan intensitas buang air kecil, menolak disusui, dan demam tinggi.

"Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita, gejala infeksi Covid-19 varian Omicron yang paling sering dilaporkan adalah pilek, sakit kepala, demam, dan yang paling umum adalah sakit tenggorokan," imbuh Fify.

Baca Juga: Usai Viral, Presiden Arahkan Menaker Ida Fauziyah Revisi Aturan JHT

Sebagai upaya pencegahan Covid-19 pada anak, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan, hal tersebut dapat dilakukan melalui vaksinasi.

Saat ini, tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan pada anak usia 6-11 tahun mencapai 65,6 persen untuk dosis pertama dan 25,85 persen untuk dosis kedua.

Sedangkan untuk usia 12-17 tahun, tercatat 91,73 persen untuk dosis pertama dan 72,7 persen untuk dosis kedua.

Baca Juga: A Business Proposal : Awal Kisah Cinta Ahn Hyo Seop - Kim Sejeong, Kencan atau Jobless??

"Berdasarkan data orang yang terinfeksi Covid-19 pada 21 Januari hingga 6 Februari 2022, sekitar 69 persen belum melakukan vaksinasi," ujar Erna.

Untuk itu, menurut dia, perlu adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerja sama dari berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinas

Diketahui bahwa berdasarkan survei IDAI, saat ini tengah terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 varian Omicron pada anak, terutama di wilayah luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Banyak Pemain Ikatan Cinta Istirahat Syuting Positif Covid 19, Ini yang Terjadi dengan Aldebaran Arya Saloka

Pada awal Januari, tercatat 70 kasus dan terus meningkat hingga 350 kali lipat pada 14 Februari 2022.

Angka tersebut telah melampaui puncak gelombang kedua COVID-19 pada Juli 2021.***

Editor: AR Rachmawati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah