PR CIANJUR - Sejak 11 tahun lalu, tepatnya 2 Oktober 2009 Hari Batik Nasional diperingati.
Sebelas tahun silam PBB lewat UNESCO resmi menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi.
Kini sebelas tahun setelahnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menganggap pertumbuhan batik, baik di bidang seni dan industrinya, tumbuh kiat pesat dan luas.
Baca Juga: Kawah Upas Jadi Saksi Bisu Pertemuan Sarwo Edhi dan Anak DN Aidit, Suara Sarwo Bergetar Kala Itu
Direktur Jenderal Kebudyaan Kemendikbud Dr. Hilmar Farid Setiadi merasa, batik akan kian dikenal masyarakat luas dunia karena nilai-nilai batik yang bersifat universal.
"Kita selangkah lagi untuk menjelaskan ke mereka kalau setiap corak batik punya pesan dan nilai-nilai universal yang bisa dipetik," ungkap Hilmar, Kamis 1 Oktober 2020, dikutip dari Antara.
Kata Hilmar, pasar batik secara global telah meluas. Hal ini turut didukung dengan pertumbuhan industri batik rumahan yang kian membaik.
"Pertumbuhan batik luar biasa. Industri rumah tangga sampai yang besar pun tumbuh. Market juga masih luas benget," katanya.
Baca Juga: World Expo 2020 Dubai Mundur 1 Tahun, Menteri Perdagangan: Promosi Potensi Ekonomi Indonesia
Artikel Rekomendasi