"Ya saya melihat bagaimana foto gedung DPR dijual online, dan saya rasa bahwa ini adalah kreatifitas generasi sekarang dalam menyuarakan kritik. Dulu kritik susah disampaikan," ujar Ferdinand sebagaimana diberitakan artikel sindikasi Wartaekonomi.co.id dari SINDOnews dengan judul "Gak Ngadi-Ngadi, Demokrat Setuju Gedung DPR Diobral Murah di Tokopedia".
Ferdinand mengungkapkan pada era Orde Baru, orang menyampaikan aspirasinya serba takut hingga memuncak pada tahun 1998 bahwa rakyat dan mahasiswa berani untuk mengakhiri kekuasaan Soeharto.
"Pasca reformasi kebebasan ini tumbuh subur," ujarnya.
Menurut dia, berbagai macam cara menyampaikan kritik berlangsung dengan bebas pasca tumbangnya Rezim Orde Baru kepemimpinan Soeharto.
Baca Juga: Cucu BJ Habibie Beri Sindiran Tajam untuk Anggota DPR, Melanie Subono: Bekerja Untuk yang Cilik?
Hal tersebut merupakan salah satu bagian perubahan Indonesia.
"Yang menarik di sini, saya memaknai penjualan foto gedung DPR di toko online dengan harga murah tersebut sebagai sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa gedung tersebut tak berguna, tak bermanfaat dan memang layak diobral.
Saya secara pribadi pun bersetuju dengan penjualan itu," pungkar Ferdinand.
Ferdinand pun mempertanyakan apakah memang ada fungsi DPR selama ini.
Baca Juga: Mahasiswa Demonstran UU Cipta Kerja Bentrok dengan Polisi di Kawasan Industri Cikarang
Artikel Rekomendasi