Luhut Pastikan Kasus Positif Covid-19 Turun 2 Minggu ke Depan, Terapkan 3 Poin Pokok

- 10 Oktober 2020, 19:25 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. /Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi

PR CIANJUR - Presiden Joko WIdodo (Jokowi) menugaskan agar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menangani sembilan provinsi Indonesia yang dinilai masih memiliki lonjakan kasus positif virus corona cukup tinggi per harinya.

Melalui akun Youtube Karni Ilyas Club yang diunggah pada Jumat, 9 Oktober 2020 ia pun menegaskan bahwa setiap tugas yang diberikan oleh Presiden mampu ditangani.

"Kan Presiden sudah kasih tugas, jadi kalau dikasih tugas ya saya lihat aja saya pikir managable lah bisa ditangani," ujarnya.

Baca Juga: Kader Demokrat Gerah SBY Dituding Dalangi Demo Omnibus Law, AHY Pesan Jangan Terprovokasi

Menurutnya, faktor yang membuat persoalan di Indonesia tetap ada yakni kurangnya koordinasi antar pihak.

"Karena kebanyakan temen-temen di luar tuh atau banyak gak kita sadarin itu kurang belajar berkoordinasi, teamwork. Jadi saya mungkin dengan pengalaman saya di Kopassus saya sangat sering dengan teamwork," tambahnya.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Terapkan 3 Strategi Penanganan Covid-19, Luhut Pastikan Kasus Positif Corona Turun 2 Minggu ke Depan". Dalam menangani Covid-19 sebagai tugas pentingnya saat ini, Luhut mengaku tak bisa lepas dari nilai kerja sama.

Baca Juga: Masyarakat yang Miliki Kontak Erat dengan Pasien Covid-19 Bisa Diperiksa Gratis

Seperti saat melakukan tiga poin pokok sebagai acuannya dalam menuntaskan permasalahan Covid-19.

"Cuma ada tiga masalah pokok. Empat sebenarnya tapi tiga yang utama," ujarnya.

Poin pertama yakni menangani hulu yang dimulai dari adanya sosialiasi terkait protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Satu bagaimana kita menangani dulu di hulu dari masalah sosialisasi terhadap protokol kesehatan, kedisiplinan kita. Itu kunci di sini, saya mulai testing di sini," ujarnya.

Sementara poin kedua, memperbaiki kontak tracing dan karantina yang sebelumnya dirasa kurang terpadu.

Baca Juga: Dansatgas TMMD Reguler Brebes Pimpin Ziarah Nasional HUT TNI ke-75

"Mulai di tengah tadi tracing, karantina segala macam tapi kurang terpadu. Ujungnya tadi penanganan di hilir, rumah sakitnya," tambahnya.

Terkait poin terakhir tersebut, Luhut mengatakan ternyata cukup banyak rumah sakit yang tak memiliki prosedur operasi standar (SOP) serupa.

"Di rumah sakitnya itu saya lihat obat tidak sama di rumah sakit rujukan," ujar Luhut.

Untuk menanganinya, Luhut mengatakan bahwa ia telah mengumpulkan semua dokter terbaik di Indonesia sehingga muncul beberapa solusi.

Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Adanya Kepentingan Pribadi di Balik Tidak Selesainya UU Penyiaran

"Jadi diajakin semua aja dokter itu ngomong mana yang paling baik. Kalau masuk logika saya kan sebagai komandan ya masuk akal kita saja. Sekarang kita perbaikin ini, logistik. Sambil jalan ketahuan lagi rupanya ada 450 rumah sakit rujukan yang belum dibayar oleh BPJS," ujarnya.

Melalui tiga poin pokok itu Luhut meyakini bahwa segala permasalahan kecil yang terjadi dalam menangani Covid-19 mampu dituntaskan dengan baik.

Bahkan ia memprediksi dalam waktu dua minggu ke depan kasus Covid-19 di Indonesia mampu melandai.

Baca Juga: Disebut Sebagai 'Menteri Semua Zaman', Ini Sosok Pencetus Omnibus Law yang Kontroversial

"Kalau ini semua bisa berjalan dalam dua minggu ke depan kemudian penanganan karantina ini juga sudah mulai kelihatan bagus, seperti di Wisma Atlet. Sekarang daerah kan kita suruh buat juga, kita bayar aja hotel. Kemudian nanti TNI/Polri, Satpol PP sudah mulai kerja ini ya menurut saya akan turun," tambahnya.

Berdasarkan keterangannya, kasus positif Covid-19 akan semakin bisa ditangani oleh pemerintah saat pengujian vaksin telah rampung.

"Waktu kritis kita sebenarnya nanti sampai bulan Desember karena selama tiga bulan ke depan ini kita nunggu vaksin, nah kalau vaksin dapat dan kira-kira sekitar 100 juta disuntikkan sampai kuartal satu di tahun depan situasi akan lebih stabil," tuturnya.***(Farida Al-Qodariah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini