Baca Juga: Uang Rp10 Juta Milik Seorang Wanita di Pekanbaru Raib Digasak Keponakannya yang Menginap
Khatib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyatakan kalau informasi yang beredar bias oleh konflik Tiongkok-AS.
"Yang kita butuhkan sekarang adalah akses terhadap informasi yang faktual, dan kami menuntut semua pihak, Amerika maupun China, untuk jujur dalam hal ini [...] karena keadaannya saat ini jika mengecam China maka dianggap anti-Amerika, juga sebaliknya," kata Yahya usai acara berakhir.
Ia pun menegaskan kalau sikap NU terhadap persoalan Muslim Uighur belum diputuskan sampai final.
Pihaknya masih terus menunggu fakta yang aktual, tidak terbiaskan oleh rivalitas AS-Tiongkok saat ini.
Baca Juga: Terkait Kontroversi Emmanuel Macron, Menag Sebut Kebebasan Berekpresi Tak Boleh Kebablasan
"Tetapi jelas, jika memang benar terjadi pelanggaran hak asasi (Muslim Uighur di Xinjiang, red), kami tidak akan tinggal diam sebagaimana selama ini kami tidak tinggal diam terhadap nasib rakyat Palestina," ujarnya.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-Rakyat.com)
Artikel Rekomendasi