Sepulangnya dari Taiwan, rupanya wabah makin menggencarkan dunia. Beberapa rencana projeknya ditunda bahkan sampai dibatalkan.
Boby yang berasal dari kota Solo dan sering tampil di Ibu Kota ini memutuskan untuk menetap di kampung halaman selama hampir satu tahun.
Dibulan pertama pandemi, ia masih membaca situasi dan tidak menjalani aktivitas kesenian apapun.
Namun lama-kelamaan ia pun merasa gerah, karena tidak adanya pergerakan untuk melahirkan sebuah karya.
Pada akhirnya, ia pun memutuskan untuk membuat kelas tari virtual, ia mengikuti temannya Siko Setyanto yang juga seorang penari dan koreografer.
Bagi Boby, membuka kelas tari dalam bentuk virtual tidaklah mudah, ia sedikit mengalami kesulitan saat mengoreksi gerakan-gerakan seperti di kelas konvensional.
Karena belajar tari lazimnya dilakukan dalam kelas di mana murid bisa bertatap-muka langsung untuk melihat lebih jelas gerakan-gerakan yang dipelajari.
Namun dibalik itu semua masih ada sisi positifnya, rupanya kelas daring bisa menjangkau hingga ke punjuru dunia selama ada jaringan internet.
Artikel Rekomendasi