PDKT dengan Sejarah, Mata Pelajaran yang Katanya Sangat Membosankan

- 19 November 2020, 18:33 WIB
Ilustrasi sejarah.
Ilustrasi sejarah. /pexels

Lalu, apa gunanya Sejarah ? Apakah Sejarah yang telah diberi penafsiran, melalui proses historiografi dan menghasilkan sebuah karya tulis bisa diaktualisasikan menjadi suatu tindakan praksis yang nyata ?

Atau Sejarah hanyalah suatu karya tentang masa lalu yang disimpan di rak-rak buku berdebu di sudut perpustakaan tak terurus ? A.L. Rowse meyakinkan kita bahwa Sejarah tidak seperti itu.

Ketika menjadi Perdana Menteri kabinet perang Britania Raya dalam rangka menghadapi agresi Jerman di Perang Dunia II (PD II).

Baca Juga: Elegan, Inilah Jersey Ketiga Timnas Indonesia dengan Warna Dominan Hitam

Winston Churchill mengambil kebijakan perangnya berdasarkan Sejarah.

Churchill meyakini bahwa Hitler tak akan bisa menaklukan Kepulauan Inggris dan meskipun Hitler merupakan seorang yang menyukai Sejarah sama seperti Churchill, Hitler lupa bahwa para pendahulunya, Frederick yang Agung maupun Napoleon Bonaparte selalu kalah dalam pertempuran laut melawan Inggris !

Dalam film Soekarno (2013), ketika Hatta dan Soekarno berdiskusi atas dasar apa seluruh suku bangsa di Nusantara yang dijajah oleh Belanda harus bersatu, dengan tegas Soekarno menyatakan pada Hatta dengan yakinnya, “Atas dasar persamaan nasib sebagai suatu bangsa yang terjajah, Bung !”.

Sejarah kolonialisasi Belanda dan bangsa Eropa lainnya dijadikan pijakan oleh Soekarno untuk menyatukan kita semua, Bangsa Indonesia !

Tali simpul historis yang dirajut khususnya oleh sang perajut Soekarno inilah yang kita pegang teguh sekarang.

Baca Juga: Untuk Tetapkan Pelanggar Protokol Kesehatan Jadi Tersangka, Polisi Membutuhkan Dua Alat Bukti Kuat

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini