Prancis memanggil Duta Besarnya untuk Turki setelah Presiden negara itu, Recep Tayyip Erdogan mempertanyakan kesehatan mental Presiden Emmanuel Macron.
Tak hanya itu, Erdogan pun mengkritik sikap Presiden Prancis terhadap Islam dan Muslim di negarnaya seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Euro News.
"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Islam dan Muslim? Apa lagi yang bisa dikatakan kepada kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan yang berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?," ujarnya di Kayseri, Anatolia.
Namun Emmanuel Macron menganggap bahwa Erdogan tak berbelasungkawa terhadap guru sejarah Prancis yang meninggal dunia karena menjadi korban pemenggalan kepala.
Baca Juga: Karena Covid-19, Menaker Sebut Upah Minimum 2021 Tidak Naik
4. Sempat 'Bermasalah' dengan Kaum Wanita
Berdasarkan laporan dari laman Politicio, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat diprotes oleh aktivis feminis tepat setelah ia mengumumkan para menteri yang menjabat dalam pemerintahannya.
Ia diprotes karena Menteri Dalam Negeri Geral Darmanin yang baru diangkatnya dituding telah melakukan pemerkosaan kepada seorang hakim pada 2009 lalu.
Hakim wanita tersebut pun ikut membuka suara bahwa ia diminta bungkam atas kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh Darmanin.
Meski Darmanin menolak tuduhan itu, namun kasusnya mempengaruhi pula kepercayaan publik terhadap Emmanuel Macron yang diduga tak dapat mengatasi persoalan itu.
Artikel Rekomendasi