Jalan di Kilometer 122 Tol Cipali Ambles, Ternyata Ini Penyebabnya

- 10 Februari 2021, 07:44 WIB
Petugas menyiapkan alat untuk memeriksa kondisi jalan tol yang amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122./ANTARA/M Agung Rajasa
Petugas menyiapkan alat untuk memeriksa kondisi jalan tol yang amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122./ANTARA/M Agung Rajasa /

PR CIANJUR - Amblesnya jalan km 122 Tol Cipali terjadi pada hari Selasa, 9 Februari 2021 di tengah intensitas hujan yang cukup tinggi.

Beruntungnya saat kejadian jalan ambles tidak ada kendaraan yang lewat. Peristiwa itu mendapat analisa dan tanggapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Curah hujan yang tinggi dan erosi menjadi penyebab utama amblesnya ruas jalan di Kilometer (Km) 122 Tol Cikopo-Palimanan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Badan Geologi Andiani.

Baca Juga: Berawal dari Penangkapan 6 Orang Pelaku, Polres Depok Sita Sekitar 302 Kilogram Narkoba Sabu

Amblesnya jalan Tol Cipali, tidak hanya karena curah hujan yang tinggi, tetapi memang lokasi jalan tidak jauh dari dari sungai, sehingga air merembas dan perlahan terjadi pergerakan tanah.

“Kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi. Lalu adanya pengaruh dari erosi air permukaan di kaki lereng mengingat lokasinya yang berada tidak jauh dari sungai besar,” ujar Andiani.

Jarak jalan dengan sungai tidak jauh, ditambah hujan yang terus-menerus, kemudian tanah bergerak lambat diakibatkan oleh erosi, sebagaimana analisis yang dilakukan oleh Andiani.

Baca Juga: PLN Memberikan Bansos Berupa Keringanan Biaya Listrik Kepada Masyarakat, Begini Cara Mendapatkannya

“Gerakan tanah yang lama telah mantap kembali,” kata Andiani, seperti dikutip Pikiranrakyat-cianjur.com dari Antara.

Kawasan tol berada di kemiringan kurang dari 20 derajat, artinya lokasi itu cukup curam serta kurangnya penahan seperti pohon, sehingga tanah di bawah jalan amblas karena tidak mampu menahan kekuatan air.

Di samping itu, kawasan tersebut dilingkupi oleh batu pasir tufaan, konglomerat, dan lempung. Mulanya ada gerakan lambat yang ditandai retakan.

Baca Juga: Ragam Menu Khas yang Dihidangkan Saat Perayaan Imlek

“Jenis gerakan tanah berupa endapan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan,” kata Andiani.

Upaya terus dilakukan oleh pihak PVMBG yaitu dengan segera menutup retakan, memadatkan kembali tanah agar air tidak mudah meresap.

Meskipun tidak ada korban jiwa, namun masalah ini harus segera diatasi ditakutkan terjadi hal serupa yang dapat memakan banyak korban dan biaya.

Baca Juga: Minta Kualitas Bidang Pers Ditingkatkan, Menkominfo: Literasi Digital Masyarakat Merupakan Aspek Penting

“Mengerahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan, kemudian membuat perkuatan lereng di tepian badan jalan yang berada di dekat dengan sungai untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng,” kata Andiani.

Sementara itu, perbaikan jalan ambles tol Cipali KM 122 dierkiranakan 1,5 bulan. Sebagaimana yang diungkapkan Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali Agung Prasetyo.

“Perbaikan jalan diperkirakan memakan waktu satu setengah bulan,” kata Agung.

Baca Juga: Hari Pers Nasional 2021, Menkominfo: Masyarakat Percaya Medsos sebagai Kanal Informasi Terpercaya

Sebelumnya ia meninjau langsung lokasi kejadian, dan memperikarakan membutuhkan waktu 1,5 bulan. Adapun jalur lalu lintas kini untuk sementara dilakukan lawan arah.

Adapun panjang jalan yang ambles yaitu sekitar 40 meter, sebagaimana yang disampaikan oleh Agung.

Awalnya retakan cukup kecil, ditimpa curah hujan yang tinggi, lalu ditambah kendaraan berat yang sering lewat, sehingga keretakan makin melebar dan terjadilah ambles.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini