Melebihi Batas Maksimal, Angka Balita Gizi Buruk di Cianjur Mengkhawatirkan

- 3 Desember 2019, 10:07 WIB
Ilustrasi gizi buruk.*
Ilustrasi gizi buruk.* /ISTIMEWA/

CIANJUR (PR)- Sebanyak 210.750 orang balita terindikasi kekurangan gizi (malnutrisi) di Kabupaten Cianjur.

Jumlah tersebut mencapai 19,6 persen atau dikatakan melebihi batas maksimal jumlah penderita yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) yakni tidak boleh lebih dari 10 persen.

Kondisi mengkhawatirkan ini menempatkan Cianjur sebagai wilayah dengan capaian Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) terendah di Jawa Barat. Terutama dari aspek kesehatan.

Baca Juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Sebabkan Kerusakan Sejumlah Bangunan

Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur Irvan Nur Fauzy mengatakan, prosentase tersebut merupakan data yang diperoleh pada 2018 lalu.

Ia membenarkan kondisi yang terjadi di lapangan, tapi dinas terkait tidak tinggal diam melihat fenomena tersebut.

”Kami tidak mendiamkan kondisi tersebut dan terus menanggulangi. Salah satunya dengan menggalakkan gerakan stunting,” ujar dia, Senin 2 Desember 2019.

Baca Juga: Peralihan Musim Bisa Sebabkan Hewan Ternak Tejangkit Diare

Ia menjelaskan, banyak upaya dilakukan mulai dari pencegahan dan penanganan.

Saat ini, dinas kesehatan setempat terus melakukan upaya penanganan kasus kekurangan gizi atau underweight dengan menguatkan surveilans kesehatan masyarakat.

Menurut dia, hal tersebut dilakukan di posyandu dengan pengembangan Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

Baca Juga: Bawaslu Cianjur Lakukan Perekrutan Panwascam dengan Sistem Baru

Aplikasi berbasis elektronik itu, diandalkan untuk menerima laporan dan melakukan pelacakan kasus gizi berbasis masyarakat.

Dengan begitu, penderita underweight dan wasting atau kekurangan gizi akut dapat mengabarkan tenaga medis. Setelah itu, tim gizi pun wajib untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

”Dari sisi penanganan, SDM dalam hal ini tenaga gizi sudah terdistribusi. Tenaga bantuan operasional kesehatan (BOK) juga tersebar dan penjaringan surveilans lebih mudah. Kami serius menangani ini,” ujar dia.

Baca Juga: Meski Sudah Musim Hujan, Permintaan Air Bersih di Cianjur Masih Tinggi

Irvan mengatakan, hingga saat ini juga ada 8 puskesmas yang menjadi pusat rujukan awal untuk kasus gizi. Selain itu, tenaga kesehatan juga sudah langsung turun ke masyarakat untuk pemberian makanan tambahan (PMT) gizi melalui posyandu.

Ia menjelaskan, terdapat kegiatan memasak makanan di posyandu terutama untuk balita dengan gizi bermasalah. Sejauh ini, kegiatan itu sudah berjalan di 33 desa.

Namun, ia memastikan jika pemerintah tidak lepas tangan terkait kondisi kesehatan gizi balita di Cianjur.

Baca Juga: BMKG Cianjur Pasang 16 Alat Deteksi Gempa

Apalagi, pemerintah juga menggratiskan biaya kasus gizi buruk dan sudah melakukan koordinasi dengan rumah sakit tertentu, agar penanganan lebih maksimal.

Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Neng Eem Marhamah Zulfa memperkirakan, jumlah balita yang terindikasi kekurangan gizi di Cianjur relatif masih tinggi.

Oleh karena itu, ia pun cukup fokus untuk menyikapi kondisi yang terjadi di Cianjur dan Kota Bogor.

Baca Juga: Minimnya Fasilitas untuk Difabel Sulitkan Akses Sarana dan Pelayanan

”Makanya, kami ajak masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah cukup dan tidak berlebihan. Malnutrisi atau stunting ini masalahnya sama, yaitu asupan gizi dan pengaruh ekonomi serta pengetahuan masyarakat,” ujar Eem.

Menurut dia, masyarakat perlu mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang cukup. Hal ini dilakukan, untuk mengatasi berbagai permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Tidak hanya stunting tapi juga obesitas yang berpotensi terjadi di masyarakat.

Ia menekankan, agar masyarakat mampu bijaksana mengonsumsi makanan untuk menghindari risiko obesitas.

Namun di sisi lain, Eem juga mengharapkan agar seluruh pihak bisa berkoordinasi untuk bersama-sama mendorong perbaikan ekonomi masyarakat kurang mampu yang masih mengalami kekurangan gizi.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x