Tudingan Moeldoko Soal Data Kematian Covid-19, Berikut Fakta-faktanya

4 Oktober 2020, 16:54 WIB
Mantan Panglima TNI Moeldoko. /Twitter.com/@generalmoeldoko/Bagikanberita.com

PR CIANJUR - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko tengah ramai diperbincangan publik saat ini.

Moeldoko singgung bahwa rumah sakit telah memanipulasi data kematian pasien akibat Covid-19 demi dapat anggaran pemerintah.

Isu ini pertama kali mencuat pada Kamis, 1 Oktober 2020 lalu kala itu Moeldoko mengadakan pertemuan bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Terpengaruh Pandemi Covid-19, Penjualan Daihatsu Indonesia Turun 43 Persen Dibandingkan Tahun Lalu

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "6 Fakta Tuduhan Moeldoko Soal Data Kematian Covid-19: Minta RS Jujur hingga Diserang Para Dokter".

Dirangkum tim Pikiran-Rakyat.com berikut fakta-fakta terkait tudingan Moeldoko soal RS yang memanipulasi data kematian pasien Covid-19.

1. Ganjar Pranowo dan Moeldoko Minta RS Jujur Soal Data Kematian Pasien

Dalam upaya menghindari keresahan di kalangan masyarakat, Ganjar dan Moeldoko mengimbau pihak RS mengambil sikap jujur terkait data-data pasien meninggal di masa pandemi virus corona baru (Covid-19).

Baca Juga: Mirip Pada Film Fiksi Ilmiah, AS Dirikan Koloni di Luar Angkasa, Akan Bangun Perumahan di Bulan

"Tadi saya diskusi banyak dengan Pak Gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian pasien itu selalu dikatakan akibat Covid-19," kata Moeldoko sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

2. Moeldoko Tuding Banyak RS Permainkan Vonis Covid-19 demi Anggaran Pemerintah

Moeldoko menjelaskan, dirinya berniat melakukan diskusi dengan Ganjar untuk membicarakan hal-hal terkait penanganan Covid-19 serta isu yang sedang muncul saat ini.

Dirinya menganggap bahwa banyak RS yang mendefinisikan korban meninggal akibat kecelakaan, namun disamakan dengan pasien yang tewas karena Covid-19 meski tidak didiagnosis terpapar virus.

Baca Juga: Donald Trump Singgung Soal Rekannya yang Telah Meninggal Ketika Ia Divonis Covid-19

"Ini perlu diluruskan agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," ujarnya.

3. Ganjar Pranowo Minta Data Kematian Pasien Terverifikasi

Kemudian Ganjar menegaskan, untuk mengantisipasi hal tersebut dirinya telah melaksanakan rapat dengan pihak RS yang menjadi rujukan Covid-19 di Jateng.

Dirinya memutuskan agar data-data kematian yang akan dipublikasikan untuk terlebih dahulu terverifikasi.

Baca Juga: Wagub Jabar Berharap Pasar Tradisional Tetap Bertahan, Hilangkan Kesan Becek dan Bau

"Seluruh rumah sakit di mana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami verifikasi dan memberikan 'statement' keluar," ujarnya.

4. IPW Sarankan Polri bongkar Mafia RS

Tak hanya Ganjar dan Moeldoko, Indonesia Police Watch (IPW) pun ingin Bareskrim Polri berupaya membongkar mafia-mafia RS yang mencari untung di masa pandemi seperti ini.

"Segera bongkar mafia rumah sakit yang memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk meraih keuntungan dengan cara meng-Covid-kan orang sakit yang sesungguhnya tidak terkena Covid-19," tutur Ketua Presidium IPW Neta S. Pane dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Baleg DPR Sebut RUU Cipta Kerja Adalah RUU Pertama yang Dibahas Transparan, Ditetapkan Larut Malam

5. Keterlambatan Data Kematian

Ganjar menambahkan bahwa dengan adanya verifikasi terlebih dahulu, maka data kematian berkemungkinan akan terlambat. Meski demikian, hal itu dinilai lebih baik dibandingkan ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi.

"'Delay' data itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," tambah Ganjar.

6. Dokter Ramai-ramai Sentil Moeldoko

Atas hal tersebut, banyak dokter yang menyentil Moeldoko terkait pernyataannya, salah satunya dari spesialis jantung, dr. Berliana Idris sebagaimana dikutip dari Warta Ekonomi dengan sindikasi konten dari Rakyat Merdeka.

Baca Juga: Ahli Sebut Vaksin Covid-19 Akan Tersedia Musim Panas Tahun Depan

"Tudingan bahwa RS meng-Covid-kan pasien untuk mendapatkan anggaran ini berbahaya, apalagi diucapkan oleh pejabat negara," tulis Berliana lewat akun Twitter @berlianidris.

Komentar lain juga disampaikan oleh spesialis paru di RS Persahabatan, Erlina Burhan. Dirinya mengatakan tidak ada alasan dokter memanipulasi data pasien meninggal dunia.

"Dokter tidak akan menulis diagnosis Covid-19 kalau tidak ada bukti, buat apa dokter meng-covid-kan pasien?" tulisnya.***(Sarah Nurul Fatia/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Permenpan RB Pikiran Rakyat Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler