Gerhana Penumbra Akan Terjadi di Indonesia, Pakar Paparkan Dampak Terburuk yang Dapat Terjadi

- 28 November 2020, 06:35 WIB
Ilustrasi Gerhana Bulan Penumbra.
Ilustrasi Gerhana Bulan Penumbra. /Pixabay

PR CIANJUR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan informasi tentang potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan d Indonesia yaitu pada 21-27 November 2020.

Berdasarkan informasi di laman resmi BMKG, diprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas lebat yang dapat di sertai kilat/petir juga angin kencang.

Berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau. Kepulauan Riau, Jambi dan Bengkulu.

Baca Juga: MK Selesaikan Sengketa UU Pos, Hakim MK: Berikan Perlindungan Atas Hak Privasi Warga

Selain itu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKIT Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimatan Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir dan hujan es yangberdampak akan menimbulkan banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Pakar lingkungan hidup Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Suprihatin mengatakan, gerhana bulan penumbra yang dapat mempengaruhi permukaan air laut dan banjir rob, dan akan berdampak lebih parah jika diiringi intensitas curah hujan tinggi.

Baca Juga: KPK Akan Geledah Rumah Edhy Prabowo, ICW: Membuka Celah bagi Pihak-pihak Tertentu

Suprihatin menjelaskan, dampak tersebut dikarenakan pada saat bersamaan air laut naik kemudian ditambah pula air datang dari darat, sehingga potensi banjit jauh lebih lebih besar.

Kondisi tersebut, kata dia akan lebih buruk di daerah pesisir pantai karena berhadapan langsung dengan laut, seperti diberitakan Potensi Bisnis pada artikel "Skenario Dampak Terburuk Gerhana Bulan Penumbra, Pakar Sebut Intensitas Hujan Lebat dan Banjir".

"Kondisi tersebut jika terjadi berbarengan dengan curah hujan yang tinggi bisa berdampak parah pada lingkungan terutama di wilayah pesisir pantai," kata Suprihatin dihubungi Antara, di Jakarta.

Baca Juga: Maradona Pernah Sebut Messi Tidak Memiliki Penampilan yang Bagus di Piala Dunia

Terkait hal itu, Suprihatin menyarankan sagar ke depan pemangku kepentingan melakukan pencegahan atau mitigasi bencana jangka panjang di antaranya penanaman mangrove di wilayah pantai.

"Penanaman mangrove merupakan salah satu solusi jangka panjang, tapi kalau dilakukan dalam jangkan pendek itu tidak mungkin," kata dia.

Terkait dampak terburuk bagi lingkungan dan masyarakat, ia menyarankan agar pemerintah mencarikan solusi untuk serapan air terutama di daerah pesisir pantai yang berpotensi besar terkena banjir rob.

Sebelumnya, Peneliti astronomi dan astrofisika Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto mengatakan, dampak dari fenomena gerhana bulan penumbra pada akhir November 2020 ini, tidak mengkhawatirkan bagi pelayaran.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Gelar Bimtek, Melatih Pengacara dalam Tangani Kasus Sengketa Pilkada Serentak

Kemudian gerhana bulan penumbra terjadi ketika purnama di mana ada bagian piringan bulan yang tidak tersinari penuh oleh matahari.

Bumi saat itu menghalangi sebagian cahaya matahari tersebut. Sehingga menyebabkan 83 persen piringan bulan tampak sedikit lebih gelap.

"Tidak ada yang mengkhawatirkan pelayaran, kecuali bila ada peringatan gelombang tinggi karena cuaca ekstrem," kata Rhorom dihubungi Antara di Jakarta, pada Kamis 26 November 2020.

Baca Juga: Polisi Beberkan Identitas ST dan MA Pelaku Prostitusi Online, Masih Ada 2 Artis Lagi yang Dikejar

Puncak gerhana bulan penumbra akan terjadi pada 30 November 2020 mendatang pada pukul 16.44 WIB.

"Saat puncak, lautan di Indonesia sedang berada fase surut," ujarnya.

Beberapa hari sebelumnya, yaitu pada 27 November 2020, bulan berada di titik terjauhnya dari bumi.

Itu berarti pasang surut saat itu bukan yang tertinggi.

Baca Juga: Semasa Hidupnya, Maradona Idolakan Che Guevara dan Fidel Castro

Oleh karena itu, lanjut Rhorom, dampak bulan penumbra atau gerhana bulan tidak mengkhawatirkan.

Namun, perlu diwaspadai ada kemungkinan cuaca ekstrem akhir November 2020.***(Pipin L Hakim/Potensi Bisnis)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA Potensi Bisnis


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini