Raden Ajeng Kartini, Perempuan yang Melampaui Zamannya

- 5 Desember 2020, 08:32 WIB
Gambar RA Kartini.
Gambar RA Kartini. //Pikiran Rakyat

Untuk merdeka

Baca Juga: Diduga Kembali Konsumsi Narkoba, Artis Senior Ini Ditangkap Polisi

Pramoedya Ananta Toer dalam salah satu novelnya Panggil Aku Kartini Saja yang menceritakan tentang Kartini menuliskan bagaimana perjuangan Kartini kecil sebelum dipingit pada usia 12 tahun untuk belajar.

Karya tersebut merupakan sebuah novel sejarah berdasarkan data surat-menyurat Kartini dengan teman-teman Eropanya misalnya Tuan dan Nyonya Abendanon.

Pada masa hidup Kartini, yakni akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, kungkungan feodalisme Jawa masih sangat kental terasa.

Pergaulan antara perempuan bangsawan pribumi dengan dunia luar dibolehkan tapi sangat dibatasi.

Baca Juga: Diajak Moeldoko Menjadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Aa Gym Ajukan 1 Syarat

Kartini mulai masuk pingitan pada usia 12 tahun.

Padahal dalam sebuah suratnya kepada Tuan dan Nyonya Abendanon, Kartini menuliskan bahwa ia memiliki semangat yang besar untuk melanjutkan studinya, tetapi karena kungkungan budaya dan tradisi yang ada pada waktu itu, ia hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh ayahnya, bupati Jepara, Raden Mas Aria Sosroningrat.

Budaya patriarki yang sangat kuat pada waktu itu menyebabkan kaum perempuan pribumi seakan-akan tidak memiliki daya upaya jika kaum laki-laki bertindak semena-mena dan bahkan mengatur kemana arah jalan hidup mereka.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Panggil Aku Kartini Saja Gadis Pantai


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x