Setelah Pencak Silat, Pantun Dinobatkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

- 19 Desember 2020, 15:10 WIB
Ilustrasi pantun.
Ilustrasi pantun. /ClarissaBell/pixabay/ClarissaBell

Baca Juga: Gal Gadot Buka Suara Terkait Film Justice League, Ada ‘Masalah’ yang Tidak Diketahui Publik

Namun, pantun juga kaya akan nilai-nilai moral.

Inti daripada pantun umumnya mengungkapkan keseimbangan dan hubungan harmoni antar manusia, maupun manusia dan alam.

Keberhasilan menjadikan pantun masuk dalam warisan budaya dunia tak benda UNESCO tidak terlepas dari peran aktif semua pihak.

Berbagai komunitas pantun terkenal diantaranya Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, dan Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam.

Baca Juga: Pembangunan Berkelanjutan Harus Terus Didorong, Jokowi Minta Seluruh Elemen Terlibat

Selanjutnya ada Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, Universitas Maritim Raja Ali Haji, dan dua orang maestro pantun Indonesia, HM Ali Achmad, dan OK Nizamil Jamil.

Hilmar Farid melanjutkan pelestarian pantun di kalangan anak sekolah ada di mata pelajaran Bahasa Indonesia.

“Namun belum mendapatkan sorotan. Kami ingin ke depan dengan penetapan Unesco ini, pantun semakin ditonjolkan,” ucap Hilmar Farid.

Menurut Hilmar Farid, pantun bukan hanya media berekspresi semata, namun juga media berlatih anak-anak untuk berkreasi dalam kata.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah