Angka Kemiskinan Meningkat Di Era Pandemi Menurut Catatan BPS

- 16 Februari 2021, 07:15 WIB
Ilustarsi angka kemiskinan.
Ilustarsi angka kemiskinan. /PIXABAY/@mohamed_hassan

PR CIANJUR – Persentase penduduk miskin meningkat di Indonesia hingga 0,97 persen menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS).

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor adanya pandemi Covid-19.

Angka kemiskinan meningkat 2,76 juta orang ada September 2020 menjadi 27,55 juta orang, padaha pada September 2019 jumlahnya sekitar 24,79 juta orang.

Baca Juga: Pelaku Seni Membuka Kelas Virtual Di Era Pandemi Demi Kelangsungan Hidup

Seperti dilansir Pikiranrakyat.com-cianjur dari Antara, seorang kepala BPS (Suhariyanto) persentase penduduk miskin meningkat dari 9,22 persen menjadi 10,19 persen ini berarti mengaami kenaikan sekitar 0,97 persen.

Laju kenaikan penduduk miskin diakibatkan oleh pandemi Covid-19, hal ini dapat ditekan karena adanya program perlindungan sosial yang dikucurkan pemerintah.

Meski terjadi kenaikan penduduk miskin, namun jumlahnya tidak seperti prediksi sejumlah lembaga Internasional.

Baca Juga: Bansos 2021 BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta, Cek Penerima di eform.bri.co.id/bpum

Pada Juni 2020 Bank Dunia sempat merilis jumlah penduduk miskin terdampak oleh pandemi di Indonesia.

Kenaikannya berkisar 10,7 persen sampai 11,6 persen itu pun jika tidak ada intervensi pemerintah.

Menurut Suhariyanto, kenaikan pada bulan September 2020 hanya sebesar 0,97 persen.

Hal ini menunjukan bahwa berbagai program perlindungan sosial yang dirancang oleh pemerintah selama masa pandemi sangat membantu terutama lapisan bawah.

Bantuan diberikan sekitar 40 persen kepada masyarakat dengan kondisi ekonomi terbawah untuk perlindungan sosial, bantuan ini juga diperluas hingga 60 persen.

Baca Juga: Login dtks.kemensos.go.id untuk Cek Penerima Bansos 2021 di Bulan Februari yang Akan Segera Cair

Pemerintah menggelontorkan anggaran dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasioanal (PEN) pada tahun 2020 sekitar Rp.695.2 triliun namun yang terealisasi hanya sebesar Rp.579.78 triliun atau 83,4 persen.

BPS melakukan perhitungan angka kemiskinan meningkat dua kali lipat dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan bulan September.

Sedangkan alokasi untuk perlindungan sosial mencapai Rp.230.21 triliun sedangkan yang terealisasi hanya sebesar Rp.220.39 persen.

Pada bulan Maret 2020 angka kemiskinan di Indonesia mencapai 26,42 juta orang, atau 9,78 persen.

Baca Juga: Pengacara Antonius Ali Diperiksa Terkait Kasus Aset Tanah Labuan Bajo

Selanjutnya, BPS juga mencatat peningkatan kemiskinan di perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.

Pada September 2020 kemiskinan di kota mencapai 7,88 persen atau mengalami peningkatan sekitar 1,32 persen dari tahun sebelumnya.

Sedangkan kemiskinan di desa mencapai 13,20 persen atau mengalami kenaikan sekitar 0,60 persen pada periode sama di tahun sebelumnya.

Selain garis kemiskinan di kota dan di desa adapun garis kemiskinan tingkat nasional.

Baca Juga: Kronologi 2 Pria yang Lompat dari Mal Season City dan ITC Cempaka Mas

BPS sendiri mencatat per September 2020 mencapai Rp.458.947 per kapita per bulan.

Itu artinya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara nasional mencapai Rp. 2.216.714 per rumah tangga miskin.

Dengan asumsi rata-rata rumah tangga miskin memiliki 4,83 anggota rumah tangga.

Hasil yang didapatkan dengan mengalihkan garis kemiskinan nasional dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x