Presiden Joko Widodo Ungkap Ada Penceramah Radikal, BNPT : Ini Ciri-cirinya, Mereka Tanamkan Anti Kepemimpinan

- 9 Maret 2022, 11:21 WIB
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid. /Dok PR Depok
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid. /Dok PR Depok /

JENDELA CIANJUR - Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo mengungkapkan penceramah radikal merupakan peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.

Pernyataan Presiden Jokowi itu disampaikan pada Rapat Pimpinan TNI-Polri, di Mabes TNI, Jakarta, Selasa 1 Maret 2022 lalu. Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid mengungkapkan pernyataan Presiden tersebut merupakan peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.

Baca Juga: WADUH, Demi Berkemah Jokowi di IKN, 24 Ribu Liter Air Bersih Perhari Disiapkan

“Sejak awal kami (BNPT, Red) sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini, karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme. Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” ungkap Nurwakhid dikutip Jendela Cianjur dari ANTARA, Rabu 9 Maret 2022.

Nurwakhid pun menjelaskan beberapa indikator yang bisa dilihat dari isi materi yang disampaikan bukan tampilan penceramah.

"Setidaknya,  ada lima indikator. Pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional. Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama," bebernya.

Baca Juga: Diprotes Jokowi, Akhirnya Peraturan Pencairan JHT Dikembalikan Kesemula, Ida Fauziah Klaim Lebih Mempermudah!

Ketiga dilanjutkannya, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.

Kemudian Ke-empat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). Kelima, biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan. ***

Editor: Prasetyo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini