Menko Luhut Minta Ganjar Pranowo agar Kasus Covid-19 di Kudus dan Semarang Turun Dalam 2 Pekan

- 15 September 2020, 16:37 WIB
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. /@luhut.pandjaitan

PR CIANJUR - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mampu menurunkan kasus Covid-19 di Kota Semarang dan Kudus dalam dua minggu ke depan.

Menko juga meminta agar Ganjar melibatkan TNI/Polri untuk melakukan pengetatan, patroli rutin dan pembatasan kerumunan maksimal lima orang.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini, sudah ada hasilnya. Lakukan pengetatan, patroli rutin dan pembatasan kerumunan.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Sebut 3,5 Juta Calon Penerima BLT Tahap 3 Sudah Lolos Validasi

Kalau perlu, kerumunan dibatasi maksimal lima orang," kata Menko Luhut kepada Ganjar.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Dalam 2 Minggu, Menko Luhut Binsar Pandjaitan Minta Kasus Covid-19 di Kudus dan Semarang Harus Turun".

Perintah pengetatan kerumunan karena Menko melihat di dua kota tersebut Semarang dan Kudus angkanya masih tinggi, sehingga harus dilakukan pengetatan kerumunan.

"Kota Semarang dan Kudus saya lihat yang masih tinggi, kalau dua ini ditangani dengan baik, maka Jawa Tengah akan bagus," lanjut Luhut.

Baca Juga: Jika PSBB Berhasil Keluarkan Jakarta Dari Zona Merah, Anies Baswedan Masih Punya Tugas Besar Lainnya

Oleh karena Menko meminta Ganjar untuk melakukan pengetatan protokol kesehatan, khususnya di Kota Semarang dan Kudus agar kasus corona di dua kota tersebut cepat melandai.

Dalam kesempatan tersebut Menko Luhut mengapresiasi kinerja Jawa Tengah yang berhasil menurunkan angka kematian cukup signifikan pada minggu ini. Menurut dia, langkah itu sudah tepat dan harus dimasifkan agar cepat terkendali.

"Jawa Tengah ini bagus, angka kematiannya turun signifikan," tambahnya.

Ganjar dihadapan Menko melaporkan bahwa angka kematian atau case fatality rate akibat Covid-19 di Jawa Tengah turun drastis.

Dari 6 persen pada periode 30 Agustus - 6 September menjadi 2,55 persen pada 6 - 13 September. Meski demikian meminta agar pihak rumah sakit untuk tetap kerja ekstra.

Baca Juga: 1.500 Kamar Tersedia, Menkes Terawan juga Sebut 3.500 Dokter Magang Siap Tangani Pasien Covid-19

Pihaknya sudah meminta semua pihak, khususnya rumah sakit kerja ekstra agar angka kematian di Jateng semakin turun dan angka kesembuhan meningkat.

"Hari ini kami mengevaluasi tentang upaya menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan di Jateng.

Meskipun angka menunjukkan hasil yang cukup bagus, tapi tetap saja dibutuhkan kerja ekstra," kata Ganjar.

Selain angka kematian yang menurun drastis, Ganjar juga mengatakan angka kesembuhan di Jateng meningkat cukup pesat. Saat ini, angka kesembuhan Jateng sudah mencapai 75,12 persen.

"Tapi ada beda data dengan pusat, dimana pusat masih mencatat angka kesembuhan kita di 63,2 persen. Datanya sedikit beda, tapi tidak apa-apa," jelasnya.

Baca Juga: 25 Daerah Berpotensi Hanya Menampilkan Satu Calon Alias Kotak Kosong Pada Pilkada 2020

Menurunnya angka kematian dan meningkatnya angka kesembuhan lanjut Ganjar tidak terlepas dari peran rumah sakit. Selain itu, kinerja laboratorium juga menjadi penunjang keberhasilan itu.

"Makanya dua unit ini, kami minta bekerja keras. Pertama soal optimalisasi fungsi laboratorium dalam pemenuhan target tes, dan fungsi rumah sakit untuk mengurangi resiko kematian dengan caranya masing-masing," tambahnya.

Untuk laboratorium, Ganjar mengatakan semuanya harus optimal, apapun yang terjadi. Maka dalam rapat diputuskan, ada tiga laboratorium yang akan didorong agar lebih optimal, yakni Badan Laboratorium Kesehatan Provinsi di Semarang, Lab RSUD Moewardi Solo dan Lab RSUD Margono Banyumas.

"Tiga lab itu akan kami dorong dan maksimalkan. Akan kami supply seluruh peralatannya agar optimal. Tadi diputuskan, akan dibuat tiga shift langsung di tiga lab itu untuk mendorong percepatan tes di Jateng," uraiannya.

Terkait rumah sakit, menurut Ganjar ada beberapa rumah sakit yang memiliki banyak pengalaman dalam rangka meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19. Misalnya RSUD Moewardi, ada beberapa hal teknis yang dilakukan para dokter dan hasilnya bagus.

"Mungkin ini yang berkontribusi pada rate yang cukup bagus di Jateng pada hari ini. Makanya saya minta ini diterapkan di rumah sakit lainnya, sambil tetap melakukan review terhadap SOP agar semua tenaga medis kita aman saat bekerja," tegasnya.

Baca Juga: 25 Daerah Berpotensi Hanya Menampilkan Satu Calon Alias Kotak Kosong Pada Pilkada 2020

Disinggung terkait kondisi rumah sakit di Jateng dan tempat isolasi, Ganjar menegaskan masih aman. Beberapa rumah sakit masih memiliki ICU dan ruang isolasi yang masih kosong.

"Semuanya masih aman. Icu dan tempat tidur di rumah sakit alhamdulillah sampai saat ini masih terkontrol," pungkasnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah jumlah pasien positif berdasarkan data dari corona.jatengprov.go id, pada Selasa, 15 September 2020 hingga pukul 12:00 sudah mencapai
18.389, dari jumlah tersebut yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 2.834, pasien sembuh 13.854 dan meninggal 1.701 orang.

Baca Juga: Tak Temukan Indikasi Paham Radikal di Rumah Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber, ini Kata Polisi

Angka positif covid hari ini dibanding sehari sebelumnya Senin 14 September 2020 mengalami kenaikan signifikan. total ada 18.136 kasus positif di Jawa Tengah. Diantaranya sebanyak 2.832 pasien dirawat di rumah sakit, 13.628 pasien sembuh dan 1.677 orang meninggal dunia.***(Eviyanti/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah