Tenaga Medis yang Tangani Pasien Covid-19 di Surabaya Malah Dilempari Kotoran Manusia oleh Warga

- 3 Oktober 2020, 12:52 WIB
Tenaga medis dari Puskesmas Sememi di Surabaya dapat perlakuan tidak menyenangkan yaitu dilempari kotoran manusia saat tracing Covid-19
Tenaga medis dari Puskesmas Sememi di Surabaya dapat perlakuan tidak menyenangkan yaitu dilempari kotoran manusia saat tracing Covid-19 /Instagram.com/@info_surabaya

Kejadian tersebut terus berlangsung hingga akhirnya pada tanggal 29 September 2020, petugas tenaga medis yang kembali datang untuk melakukan tracing dan pemberian edukasi soal Covid-19 malah dilempari kotoran manusia.

Sejak unggahan ini dibuat, sebanyak 3.461 netizen sudah menyukai postingan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Tenaga Kesehatan Dilumuri Kotoran Manusia / Bagian 1 . . Perjuangan tenaga medis untuk memutus mata rantai COVID-19, khususnya di Kota Surabaya bukanlah perkara mudah. Banyak penolakan maupun pertentangan dari masyarakat saat kami melaksanakan tugas kemanusiaan di lapangan. Seperti yang dialami oleh tim tracing @puskesmassememi Surabaya yang mendapatkan perlakuan tak menyenangkan yakni dilumuri kotoran manusia saat melaksanakan tugas evakuasi pasien COVID-19 di Rusun Bandarejo Surabaya, hari Selasa sore (29/09/2020) lalu. Akibatnya, tiga dari empat orang dilumuri kotoran manusia sedangkan satu orang petugas berhasil lolos dari peristiwa tersebut. Kepala Puskesmas Sememi dr. Lolita Riamawati membenarkan kejadian tersebut. Kepada @sehatsurabayaku, ia menceritakan kronologis kejadian yang menimpa karyawannya. “Tanggal 23 September 2020, tim Satgas COVID-19 Kecamatan Benowo bersama Puskesmas Sememi melaksanakan swab test massal di Rusun Bandarejo. Tanggal 28 September, keluarlah hasil swab test tersebut yang menyatakan bahwa ada pasien yang positif COVID-19 di Rusun Bandarejo,” ujar dr. Lolita. Dari hasil inilah, lanjutnya, di hari yang sama, tim tracing langsung bergerak untuk melakukan edukasi dan evakuasi pasien ke RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dan keluarga pasien dilakukan swab test ulang di Puskesmas Sememi. Terlebih pasien juga memiliki komorbid, yakni riwayat stroke dan hipertensi. Namun nyatanya saat berada di lokasi, tim tracing Puskesmas Sememi mendapat penolakan yang cukup keras. Sehingga petugas menunda evakuasi untuk kembali dilanjutkan keesokan harinya. Keesokan harinya, (29/09/2020) petugas kembali datang bersama tim Satgas Kecamatan yang terdiri dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polisi PP juga pihak Kecamatan Benowo untuk kembali melakukan evakuasi di Rusun tersebut. (BERSAMBUNG) Cc : @jokowi @kemenkes_ri @dinkesjatim @surabaya @satpolppsurabaya @bpblinmas.surabaya

A post shared by Event Surabaya & Kulinersby (@info_surabaya) on

 

Banyak juga diantara mereka berkomentar dan menyanyangka bagaimana perbuatan masyarakat terhadap tim medis tersebut.

"Bukannya ada cara yang manusiawi untuk melakukan penolakan.Mereka juga kerja karena ada perintah dari atasan.

"Ya masa tega ke sesama pejuan pencari nafkah ga tega liat bapaknya kaya gitu, smh," jelas akun instagram @alainjeh.

Baca Juga: Seorang Ayah di Palembang Tega Gantung dan Rekam Anak Kandungnya Untuk Dapat Perhatian Sang Istri

Netizen lainnya ada yang heran bagaimana bisa serangan kotoran manusia itu sudah dipersiapkan sedemikian rupa.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini