Pelatihan Keamanan Siber Diberikan Pada 6.000 Siswa SMK, Kurangi Angka Pengangguran

10 Oktober 2020, 09:21 WIB
Ilustrasi keamanan siber (cyber security). /Foto: Pixabay/TheDigitalWay/

PR CIANJUR - Masih banyaknya kasus keamanan siber di Indonesia yang bahkan menyerang bank-bank ternama merupakan bukti dari perkembangan teknologi belum sebanding dengan ketertarikan masyarakat terhadap keamanan siber (cyber security).

Hal itu diungkapkan Program Manajer InfraDigital Foundation I Gede Pandu Wirawan dalam seminar daring bertajuk "Perjalanan Karir Ahli Cyber Security", Jumat 9 Oktober 2020.

Oleh karena itu, InfraDigital Foundation bekerja sama dengan Mastercard Center for Inclusive Growth melalui Mastercard Academy 2.0 dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar program Pelatihan Cyber Security untuk siswa SMK. Selama tiga tahun ke depan, InfraDigital Foundation akan melatih 6.000 siswa SMK dari kalangan prasejahtera di Jawa Barat.

Baca Juga: Wali Kota Cimahi juga Akan Kirim Surat ke Jokowi Jika Ada Pasal-pasal dalam UU Cipta Kerja yang Meru

Pada akhirnya, para siswa akan mendapat sertifikasi cyber security dan terhubung dengan industri terkait pada bidang pengamanan siber.

"Tujuan utama program ini adalah mengurangi angka pengangguran lulusan SMK yang berasal dari kalangan prasejahtera dengan memberikan kemampuan cyber security yang dapat menjadi bekal bagi peserta untuk mandiri," kata Pandu.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakayt.com sebelumnya dalam artikel "6.000 Siswa SMK di Jawa Barat Dilatih Keamanan Siber". Selama 2020, Cyber Security Training Program telah melatih 672 murid dan 80 guru SMK di Jawa Barat.

Baca Juga: Masa Aksi Rusak Fasum, Analis Intelejen: Ada Penyusup yang Memprovokasi

Selama masa pandemi, rangkaian pelatihan dilakukan secara daring. Untuk memastikan efektivitas pelatihan, InfraDigital Foundation menyediakan uang saku untuk kuota internet bagi setiap murid sebesar Rp 350.000 selama 10 pekan pelatihan.

Salah satu kegiatan dari rangkaian Cyber Security Training adalah seminar daring Perjalanan Karir Ahli Cyber Security.

Acara tersebut dibuka oleh Country Lead Social Impact and Philanthropy PT. Mastercard Indonesia Charlie Hartono dan menghadirkan pembicara dua ahli pengamanan siber, yaitu Habibie Faried dan Fahri Shihab.

Fahri mengatakan, teknologi yang sedang berkembang saat ini membuat semakin banyak orang terkoneksi internet. Hal itu berdampak pada semakin besarnya peluang kerja pada bidang keamanan siber.

Baca Juga: Lintasan MotoGP Le Mans di Prancis Sudah Makan Korban, Sejumlah Pebalap Alami Highside Saat Latihan

"Semakin teknologi berkembang, semakin banyak pula kerentanan sistem yang ada. Namun tidak banyak tenaga ahli untuk mengamankan sistem itu karena informasi yang minim mengenai cyber security. Saya berharap bisa menarik lebih banyak anak muda untuk terjun ke dunia cyber security,” ujar Fahri.

Sementara itu, Habibie Faried menuturkan, terdapat beberapa syarat agar gampang mendapat pekerjaan pada bidang keamanan siber.

Diantaranya, bisa membaca kode, minimal pada program yang sederhana, mengerti detail semua istilah keamanan siber serta tulis juga pengalaman pada media pencari kerja seperti LinkedIn.

Dikatakan Habibie, bekerja pada bidang keamanan siber sangat menyenangkan. Permintaan tenaga kerja pada bidang tersebut tinggi, sedangkan ketersediaan tenaga kerja masih sedikit.

Baca Juga: Soal Gelombang Demo Tolak UU Cipta Kerja, Jokowi Salahkan Disinformasi yang Beredar di Masyarakat

Country Lead Social Impact and Philanthropy PT. Mastercard Indonesia Charlie Hartono menambahkan, pelatihan keamanan siber dapat mendukung upaya pemerintah dalam melahirkan talenta-talenta digital baru di tanah air.

Selain itu, menginspirasi generasi muda agar mampu membuka potensi transformasi ekonomi digital Indonesia.***(Rani Ummi Fadila/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler