Penelitian Lapangan Konservasi Lahan Gambut Dilakukan di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

28 November 2020, 19:22 WIB
Ilustrasi lahan gambut. /Dok World Agroforestry (ICRAF)

PR CIANJUR – Keanekaragaman hayati tidak bisa dilepaskan dari upaya pemulihan fungsi ekologis gambut. Hal tersebut saling berkelindan satu sama lainnya, diilansir Pikiran Rakyat Cianjur dari laman ppid.menlhk.go.id.

Pengelolaan gambut secara berkelanjutan dapat mensejahterakan masyarakat.

"Identifikasi dan inventarisasi kehati, khususnya flora fauna serta biofisik ekosistem gambut sangat penting dilakukan,” kata peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbang Hutan), Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Prof. R. Garsetiasih.

Baca Juga: Konservasi Alam Taman Nasional Lore Lindu, Mekanisme Alam Digunakan untuk Pemulihan Ekosistem

“Dengan mengetahui kondisi yang ada, kita bisa merumuskan strategi yang tepat untuk pengelolaan selanjutnya," kata R. Garsetiasih, pada acara FGD Konservasi Kehati Ekosistem Gambut Dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Masyarakat, bertempat di Aula Bappedalitbang Kabupaten Pulang Pisau, Rabu 25 November 2020.

Bersama tim penelitian yang dipimpinnya, peneliti yang akrab disapa Tia ini melakukan berjudul “Kajian Konservasi Biodiverstias Ekosistem Gambut di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah”.

Kajian ini dilakukan berdasarkan tipe kedalaman gambut. Ada gambut dalam, sedang, dan dangkal.

Dibantu warga lokal, tim melakukan survei ekologi di Desa Taruna dan pengumpulan data sosial ekonomi di Desa Tumbang Nusa, Desa Pilang, dan Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya. Serta di Desa Gohong, Kecamatan Kahayan Hilir.

Baca Juga: Tim Peneliti Temukan Manfaat Jamur Ramah Lingkungan, Solusi dari Masalah Limbah

"Berdasarkan pengamatan terhadap flora, terdapat jenis-jenis potensial yang masih ada, meski sebagian jenis ramin, dan jelutung sudah agak berkurang,” ucap Tia.

“Sedangkan untuk fauna, kami menemukan 51 jenis burung, keragamannya termasuk kategori sedang, sedangkan untuk amfibi, reptil dan mamalia termasuk rendah. Kategori kurang hingga rendah ini yang kami rekomendasikan untuk kegiatan restorasi," ucap Tia lagi.

Lebih lanjut Tia menjelaskan dalam menyusun rencana konservasi keanekaragaman hayati diperlukan pertukaran informasi dan pengetahuan bersama pengambil kebijakan dan masyarakat. kemudian dikolaborasikan dengan data yang didapatkan timnya di lapangan.

"Koridor konservasi kehati yang akan dibangun, mempertimbangkan jenis-jenis yang disukai oleh satwa liar. Hal ini juga dapat meningkatkan presentase reproduksinya. Aspek yang tidak kalah penting yaitu habitat dan jalur jelajah satwa,” ujar Tia.

Baca Juga: Ditjen Imigrasi Buka Calling Visa Bagi WNA Termasuk Israel, Fadli Zon: Sebuah Pengkhianatan 

Pemda Kabupaten Pulang Pisau menyambut baik adanya penelitian mengenai konservasi keanekaragaman hayati di wilayahnya ini. Hanafi, Asisten II Bidang erekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Pulang Pisau menyatakan antusiasmenya.

"Mudah-mudahan hasil penelitian ini nanti dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Daerah, khususnya untuk peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau,” tutur Hanafi.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: menlhk.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler