Manfaat Membaca bagi Kesehatan Mental dan Fisik, Memicu Cara Berpikir Kritis hingga Mampu Kurangi Stres

21 Februari 2021, 13:06 WIB
Ilustrasi anak membaca buku. /Pexels

PR CIANJUR – Aktivitas literasi mendasar terdiri dari dua hal, yakni membaca dan menulis.

Kedua aktivitas itu berkelindan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan.

Dahulu, populer istilah “Calistung”, atau “Baca, Tulis, Hitung” yang menandakan bahwa membaca adalah fondasi dasar bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu.

Baca Juga: Boruto Chapter 55 Kurama Tewas, Tagar 'Kurama' dan 'Borutobeban Puncaki Jajaran Trending di Twitter

Terlebih, aktivitas membaca buku sangat penting dilakukan untuk memberikan stimulus agar lebih berwawasan, cerdas, kritis, dan berani mengungkapkan pendapat.

Dilansir Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Healthline, membaca buku memiliki beberapa keuntungan bagi kesehatan fisik dan mental.

Sebaiknya, membaca buku dibiasakan sedari dini hingga nantinya menjadi kebiasaan sehari-hari hingga tumbuh dewasa.

Baca Juga: Jabodetabek Berpotensi Dilanda Hujan Lebat Selama Februari dan Maret, BMKG Sampaikan Peringatan Dini

Pertama, membaca buku dapat meningkatkan aktivitas otak kita.

Otak tidak hanya membutuhkan asupan nutrisi berupa makanan dan minuman, tapi juga butuh dirangsang dengan aktivitas kinetik seperti berolahraga maupun membaca buku.

Studi di tahun 2013 menunjukkan bahwa orang-orang yang membaca buku berupa novel memiliki peningkatan aktivitas otak di bagian yang disebut somatosensory cortex.

Baca Juga: Tanggapi Wacana Revisi Pasal Karet dalam UU ITE, Mahfud MD: Kalau Perlu Kita Revisi, Kita Bicara dengan DPR

Bagian ini berfungsi untuk merespon sensasi dari rasa sedih dan gerakan fisik.

Kedua, bagi orang-orang yang gemar membaca buku, kecenderungan untuk memiliki rasa empati lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak suka membaca.

Terlebih, bagi mereka penyuka bacaan fiksi seperti novel, contohnya karena pembaca novel akan berlatih menyelami karakter yang ada di dalam novel tersebut.

Secara tidak sadar, ini merupakan latihan untuk membangun hubungan sosial di dunia nyata.

Baca Juga: BPMI Masjid Istiqlal dan Kementerian PPPA Tandatangani Nota Kesepahaman untuk Wujudkan Pemberdayaan Perempuan

Ketiga, mundur ke belakang, sebuah penelitian di tahun 1960 menunjukkan istilah yang disebut “efek Matthew”.

Efek ini merupakan konsep tentang semakin banyak kita membaca, semakin besar kesempatan kita mendapatkan keuntungan dalam berbagai bidang kehidupan.

Semakin banyak membaca, kemampuan berkomunikasi, menulis, dan mengkritisi gagasan maupun suatu karya akan menjadi lebih terasah dan tajam.

Baca Juga: Timo Tjahjanto Dilirik Produksi Film AS untuk Sutradari Remake Film Train to Busan Versi Hollywood

Keempat, di tahun 2009 sebuah penelitian menunjukkan salah satu cara mengurangi rasa stres di kelompok pelajar adalah dengan membaca buku.

Studi itu menunjukkan, membaca buku selama 30 menit dapat mengurangi tekanan darah, menyetabilkan kerja jantung, dan perasaan stres yang berkurang.

Kelima, para ahli mengungkapkan bahwa membaca buku sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur kita sehari-hari.

Baca Juga: Banjir Terjam Jakarta, Anies Baswedan Harap dalam Waktu 6 Jam Bisa Surut

Direkomendasikan untuk membaca buku cetak atau konvensional dibandingkan dengan e-book atau e-paper sebelum tidur.

Aktivitas ini bisa jauh lebih efektif karena mata bisa lebih bekerja normal dibandingkan ketika membaca buku dalam bentuk digital.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler