Menag Yaqut Bandingkan Adzan Dengan Gonggongan Binatang, Ustadz Adi Hidayat Ajak Taubat Nasuha

- 24 Februari 2022, 16:21 WIB
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan keprihatinannya ditengah-tengah kondisi bangsa yang ditimpa banyak musibah dan mengajak taubat nasuha
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan keprihatinannya ditengah-tengah kondisi bangsa yang ditimpa banyak musibah dan mengajak taubat nasuha /Dokumen Channel Adi Hidayat Official/

JENDELA CIANJUR – Adanya kegaduhan akibat peraturan pengeras suara atau Toa Masjid dan Mushola. Ditambah munculnya pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan suara adzan dengan gongongan anjing.

Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan keprihatinannya ditengah-tengah kondisi bangsa yang ditimpa banyak musibah.

“Ditengah-tengah kondisi bangsa ini yang banyak diuji dengan beragam musibah tentunya ini menguji ketangguhan kita dalam bernegara, bermasyarakat dan berbangsa,” ungkap Ustadz Adi Hidayat dikutip Jendela Cianjur dari channel Adi Hidayat Official yang berjudul ‘Pesan Kebangsaan UAH!! Dari TOA Sampai Taubat Nasuha’, Kamis 24 Februari 2022.

Baca Juga: Menag Yaqut Bandingkan Adzan Dengan Gonggongan Binatang, Ini Reaksi Ustadz Adi Hidayat

Selain belum tuntasnya musibah Pandemi Covid 19, UAH sapaan akrab Ustadz Adi Hidayat juga menambahkan masih ada musibah-musibah alam, baik erupsi-erupsi gunung merapi baik di area-area wilayah-wilayah tertentu.

"Juga longsor bahkan ada jembatan-jembatan di beberapa daerah ada yang terputus bahkan hancur, gempa bumi atau juga persoalan-persoalan di masyarakat tampak terlihat makin terpolarisasi," katanya.

Munculnya polemik Menag ini membuat prihatin banyak pihak. “Tentu ini sangat memprihatinkan dengan kondisi itu kita belum mampu tersinergikan, terkonsiliasi dalam konteks kebangsaan yang utuh mengamalkan sila ketiga dari Pancasila yaitu Persatuan Indonesia,” paparnya.

UAH pun mengingatkan kepada siapa pun bahwa jabatan hanya sementara. “Pada saatnya, siapa pun akan berpulang kepada Allah SWT, pastikan pada saat pulang itu ada legacy terbaik yang ditinggalkan yang bermanfaat untuk kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat dan jariyah yang mengalir sampai kehidupan akherat kita,” pesannya.

UAH mengajak siapa pun untuk memohon ampunan hanya kepada Allah SWT dengan taubat nasuha.

“Pertama ingin mengajak dalam bahasa agama kita disebut dengan taubat, kembali mengakui apa yang selama ini lakukan ada yang tidak tepat apa yang kita lakukan, kita sesali itu semua,” ajak UAH.

Baca Juga: Ibaratkan Adzan Dengan Gonggongan Binatang, Menag Yaqut Bakal Dilaporkan Roy Suryo ke Polda Metro Jaya

UAH sapaan akrab Ustadz Adi Hidayat meyangangkan pernyataan tersebut sudah menyakiti hati umat Islam terutama membandingkan suara adzan dengan suara binatang.

“Kepada pejabat publik saya harap bisa memperbaiki  narasi, komunikasi yang ditampilkan kepada masyarakat jangan sampai menghadirkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang justru kontraproduktif atas misi-misi yang harus dibangun,” ucap UAH dilansir melalui channel Adi Hidayat Official yang berjudul ‘Pesan Kebangsaan UAH!! Dari TOA Sampai Taubat Nasuha’, Kamis 24 Februari 2022.

UAH mengungkapkan, bagaimana mungkin toleransi bisa ditampilkan, dikampanyekan namun dalam saat yang sama kalimat yang ditampilkan, ilustrasi yang dihadirkan justru bukan kontraproduktif.

“Justru menyakiti bagian-bagian tertentu dalam berbangsa dan bernegara. Rasanya tidak pantas untuk persoalan toa diilustrasikan dengan binatang tertentu atau hal-hal yang lain yang tidak sejalan, tidak senafas dan tidak sampai ke logika,” ungkapnya.

Baca Juga: Menag Yaqut Bandingkan Suara Adzan Dengan Gongongan Binatang

Untuk itu, UAH berpesan kepada semuanya berkaca dari masalah ini untuk tidak saling menghujat.

“Kita juga tidak perlu saling menghujat, saling menyalahkan. Kita hanya perlu saling mengoreksi diri kita apakah masih mencintai negeri ini, apakah masih mencintai bangsa ini,” tanya UAH.

Dilanjutkannya, bila memang mencintai tak perlu hanya kata-kata semata. “Bila memang Anda mengatakan Saya Pancasila, Saya NKRI, Saya mencitainya maka cinta tidak hanya dibuktikan dengan kata-kata, cinta dibuktikan degan tindakan, dengan kebijakan, dengan persatuan dan sikap perilaku yang mulia dalam berkehidupan,” pesan UAH.

UAH mengingatkan untuk kembali ke Pasal 3 Pancasila. “Tentu ini sangat memprihatinkan dengan kondisi itu kita belum mampu tersinergikan , terkonsiliasi dalam konteks kebangsaan yang utuh mengamalkan sila ketiga dari Pancasila yaitu Persatuan Indonesia,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membandingkan suara adzan dengan suara gonggongan anjing yang bersahut-sahutan.

Pengibaratan itu dicontohkan Yaqut saat mengomentari mengenai peraturan baru mengenai pengaturan pengeras suara di masjid dan mushola.

"Yang paling sederhana lagi, tetangga kita ini kalau kita hidup dalam satu komplek, misalkan, kiri kanan belakang pelihara anjing semua, misalnya, menggonggong dalam waktu yang bersamaan, kita ini terganggu engga? Artinya apa? Suara-suara ini, apapun sua  ra itu, ini harus kita atur supaya tidak menjadi gangguan. Ya speaker di muhsala, masjid, monggo dipakai, silakan dipakai, tapi tolong diatur agar tidak ada merasa terganggu,...," ungkap Menag Yaqut. ***

Editor: Prasetyo

Sumber: Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah