Temuan Polres Metro Jaksel, Dugaan Adanya Oknum yang Manfaatkan Pelajar untuk Demo Omnibus Law

- 16 Oktober 2020, 15:32 WIB
Ilustrasi pelajar demo.
Ilustrasi pelajar demo. /ANTARA

PR CIANJUR - Unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja terus berlanjut sebagai bentuk kekhawatiran akan kesejahteraan buruh di masa depan.

Gelombang demo ini terjadi sejak awal diresmikannya pada 5 Oktober 2020, hingga saat ini UU Cipta Kerja masih menuai kontroversi.

Partisipan aksi unjuk rasa tersebut tak hanya diisi kalangan buruh, melainkan dari kelompok mahasiswa hingga pelajar.

Baca Juga: Omnibus Law Dimata Pencetusnya: Agar Tak Ada Lagi Aturan yang Saling Menjegal

Fenomena pelajar yang ikut dalam demonstrasi tolak UU Cipta Kerja pun tak luput jadi sorotan publik hingga pemerintah.

Pasalnya, tak semua pelajar yang turun ke jalan mengerti apa substansi permasalahan yag tengah dihadapi.

Menanggapi hal tersebut, Polres Metro Jakarta Selatan buka suara.

Polres Metro Jakarta Selatan menemukan adanya indikasi pelajar dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk ikut demonstrasi menolak Undang Undang Cipta Kerja.

Baca Juga: KAMI Dituding Jadi Dalang Demo Omnibus Law, Gatot Nurmantyo: Tidak Perlu Repot-repot

Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Agustinus Agus Rahmanto di Mako Polres Jaksel, Jumat, mengatakan selain dimanfaatkan, para pelajar juga diiming-imingi imbalan.

"Ada indikasi seperti itu, karena jujur ada beberapa kejadian, satu-dua kita tanyakan diajak. Begitu dicari siapa orangnya yang mengajak udah tidak ada," kata Agus.

Polres Metro Jakarta Selatan telah mengamankan sebanyak 288 pelajar dalam dua kali pengamanan unjuk rasa yang berakhir ricuh pada 8 dan 13 Oktober 2020.

Para pelajar tersebut digelandang ke Mako Polres dari lokasi mereka kedapatan berkumpul dan bergerak menuju Istana seperti di Kolong Semanggi dan beberapa ruas jalan lainnya.

Baca Juga: Terkait TNI Homoseksual, MA Militer: Tidak Usah Dibikin Hidup yang Seperti Itu

Menurut Agus, para pelajar tersebut datang bergerombol setelah mendapat ajakan berunjuk rasa lewat media sosial, Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel "Pelajar Ikut Tolak Demo UU Cipta Kerja, Polres Metro Jaya: Ada Indikasi Pelajar Dimanfaatkan".

Saat diamankan dan didata petugas, para pelajar mengaku hanya ikut-ikutan, tidak mengetahui pasti apa yang disuarakan dalam aksi penyampaian pendapat tersebut.

"Benar ini fakta, jadi kasihan adik-adik (pelajar) ini, jadi cuma datang rombongan 10-20 orang dan ada yang bawa mereka," ujarnya.

Baca Juga: Bukan yang Pertama, TNI Pecat Anggotanya Karena Mengidap Perilaku Seksual Menyimpang

"Pelajar ini berfikir aman, merasa ada yang bawa, nanti ada yang tanggung jawab, pikirnya seperti itu," kata Agus.

Beberapa pelajar yang didata memberikan keterangan soal diiming-imingi oleh orang yang tidak dikenal, tetapi tidak mengenal siapa yang akan memberikan imbalan.

"Itu kan memanfaatin juga. Momen-momen ini sebetulnya perlu kita cegah terjadi pada adik-adik (pelajar) kita," kata Agus.

Baca Juga: Mesranya Ucapan Ultah Untuk Sang Istri, Luhut Janjikan Akan Pensiun 2024 Mendatang

Hal tersebut juga mengundang pertanyaan bagaimana bisa pelajar ikut terlibat dalam unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja padahal sebagian besar sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ)akibat Covid-19.***(Ade Cahyana/Pikiranrakyat-Bekasi.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini